Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Presiden Joko Widodo masih menaruh perhatian serius atas perkembangan industri hulu minyak dan gas bumi (migas). Mantan Gubernur DKI Jakarta itu ingin produksi dan eksplorasi terus ditingkatkan.
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat pencapaian lifting migas selama kuartal I-2019 sebesar 1,814 juta boepd atau baru mencapai 94,6% dari target APBN 2019 sebesar 2.025 mboepd.
Capaian tersebut terdiri dari lifting minyak dan kondensat sebesar 745.000 bopd atau 96,1 % dari target APBN 2019 sebesar 775.000 bopd. Sementara lifting gas sebesar 1.069 mboepd atau sebesar 93,8 % dari target APBN 2019 yang ditargetkan sebesar 1.250 mboepd.
Tahun Jumlah Produksi
2008 977.000
2009 949.000
2010 945.000
2011 902.000
2012 860.000
2013 824.000
2014 789.000
2015 786.000
2016 831.000
2017 801.000
2018 778.000
2019 745.000 (Kuartal I-2019)
Dari data tersebut bisa disimpulkan bahwa produksi minyak terus menurun. Hal ini karena profil pangan migas di Indonesia mayoritas sudah berusia lanjut. Adapun rinciannya adalah, lapangan yang usianya 50 tahun sebanyak 4 wilayah kerja (WK), usia lapangan 30-50 tahun sebanyak 24 WK.
Kemudian, untuk usia lapangan migas 15-30 tahun sebanyak 42 WK, dan usia lapangan migas di bawah 15 tahun sebanyak 19 WK. Jadi 5% usia 50 tahun, 47% itu usianya 15-30 tahun, 27% usianya 30-50 tahun, dan di bawah 15 tahun sebanyak 21%.
Presiden mengungkapkan, bahwa meskipun produksi terus turun, dirinya akan terus mendorong produksi minyak naik. "Tetapi kita harus melihat B20 menjadi B50 dan B100. Kita harus bergeser ke sana," ungkap dia, saat wawancara redaksi Kontan.co.id di Istana Negara, Selasa (11/6).
Tak hanya itu, Jokowi juga akan terus mendorong adanya kebijakan mobil listrik. "Jangan melihat minyak terus menerus," imbuh dia.
Hal ini, kata Jokowi, lantaran produksi crude palm oil (CPO) Indonesia mencapai 46 juta ton per tahun."Kalau sepertiga saja dipakai, biofeul itu rampung. Meskipun menggeser itu ada yang misalnya importir minyak gak suka. Ini lah, kita ngertilah," ujar dia.
Namun demikian, Jokowi mengatakan, kebijakan itu harus dilakukan agar Indonesia tidak tergantung dengan minyak. "CPO kan kekuatan kita," ungkap dia.
Seiiring dengan kebijakan bensin ramah lingkungan dari campuran CPO, Joko Widodo juga ingin Indonesia terus melakukan eksplorasi. "Betul cadangan migas kita masih banyak. Indonesia masih akan terus eksplorasi," ungkap dia.
Menurut data SKK Migas, sampai dengan 30 April 2019 ada 110 wilayah kerja eksplorasi, 90 wilayah eksploitasi (73 produksi dan 17 development), dan 12 wilayah kerja proses terminasi.
Sedangkan expenditures KKKS eksplorasi US$ 225 juta, KKKS development US$ 401 juta, KKKS produksi US$ 2,206 miliar, dan KKKS yang masih proses administrasi US$ 340 juta. Alhasil, total expenditures KKKS sampai 30 April 2019 mencapai US$ 3,171 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News