Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasca penandatanganan Minute of Meeting oleh Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dan CEO Inpex Corporation Takayuki Ueda pada 16 Mei lalu di Jepang, pemerintah melalui SKK Migas terus melakukan pembahasan aspek legal seputar proyek Blok Masela ini.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto yang ditemui di Kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bilang hingga saat ini SKK Migas masih menyusun Plan of Development Blok Masela. "Kita berusaha maksimal agar pertengahan bulan ini bisa rampung, POD nya semoga diakhir bulan," ujar Dwi, Senin (10/6).
Lebih jauh Dwi menyebut, persetujuan di Kantor Inpex di Jepang lebih kepada draft atau framework. Kini SKK terus berupaya menggodok pembahasan aspek legalitas dari proyek Masela.
Selain itu menurut Dwi, besaran nilai investasi di Masela memang merupakan yang terbesar di Indonesia sehingga proses penandatanganan yang direncanakan akan dilangsungkan saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 terasa tepat.
"Kebetulan target rampungnya ditanggal itu dan bertepatan dengan momen itu, apalagi investasi lumayan besar," ungkap Dwi.
Sementara itu, dalam catatan Kontan.co.id, biaya operasi migas (cost recovery) yang telah dikeluarkan oleh Inpex sebesar US$ 1,6 miliar dan belum ada pengembalian sejauh ini. Menanggapi hal tersebut Dwi menngukapkan pihaknya terus melakukan kajian. "kalau memang itu terkait dengan pengembangan lapangan maka kita akan pertimbangkan, sedang kita pelajari," tandas Dwi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News