Reporter: Azis Husaini | Editor: Handoyo .
"Misalnya di Sorong itu rupanya pasien kami itu pekerja yang tinggalnya di Surabaya, mereka sudah tahu pelayanan kami. Khusus di Sorong memang pertumbuhannya luar biasa dibanding Jayapura," ujarnya.
Salah satu produk yang terus perusahaan kembangkan adalah layanan wellness. Produk ini diperuntukan untuk konsumen yang ingin mendeteksi gejala penyakit dan merawat kesehatan.
Jumlah produk ini mencapai 3.000 jenis. "Produk ini secara nilai biayanya lebih mahal 10 kali lipat dibandingkan produk yang lain, kami memang mengembangkan ke layanan hulu," ungkap dia.
Selain mengembangkan produk dan layanan, Dewi menjelaskan perusahaan juga mengembangkan segementasi pasar khusus untuk rujukan dokter yang terus berkembang pesat. Ini karena jumlah rumah sakit dan klinik terus bertambah seiring dengan adanya program BPJS. "Sehingga rujukan tes medis otomatis bertambah juga," tuturnya.
Dari itu semua kini Prodia menggandeng Infomedia untuk menyiapkan kontak center agar pelanggan lebih mudah menghubungi Prodia. "Dulu setiap cabang beda-beda kontak layanan pelanggannya, saya sampai punya buku kecil untuk mencatat," kata dia. Dengan adanya Kontak Prodia maka akan berlaku sama di semua cabang.
Dewi menuturkan bahwa dengan pengalaman 45 tahun pihaknya belum akan ekspansi ke bisnis Rumah Sakit. Sebab, fokus bisnis perusahaan masih terus berkembang dengan membangun ekosistem layanan medical yang masih luas.