kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Prodia Widyahusada (PRDA) catat pendapatan bersih Rp 1,12 triliun di kuartal III


Selasa, 30 Oktober 2018 / 15:27 WIB
Prodia Widyahusada (PRDA) catat pendapatan bersih Rp 1,12 triliun di kuartal III
ILUSTRASI. Pelayanan di Klinik Laboratorium PT. Prodia


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Handoyo .

Penurunan jumlah liabilitas Perseroan disebabkan oleh penurunan liabilitas jangka pendek lainnya sebesar Rp 17,5 miliar atau sebesar 48% yang disebabkan oleh penurunan hutang pembelian aset di tahun 2018.

Selain itu, utang bank jangka panjang jatuh tempo satu tahun juga mengalami penurunan sebesar Rp 12,3 miliar atau sebesar 74,8% akibat pembayaran cicilan hutang dan tidak adanya penambahan atas hutang bank sampai dengan periode September 2018. Total Ekuitas naik menjadi sebesar Rp 1.473,29 miliar dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 1.363,09 miliar.

Dari sisi arus kas, Perseroan berhasil mempertahankan arus kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi per 30 September 2018 dalam posisi surplus menjadi sebesar Rp 127,06 miliar, atau naik sebesar 74,3% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang mencapai Rp 72,90 miliar. Hal ini menunjukkan keberhasilan Perseroan dalam menghasilkan arus kas yang tinggi dengan dukungan kenaikan arus kas masuk dari pelanggan.

Liana Kuswandi, Direktur Keuangan Prodia menambahkan bahwa Perseroan tetap berupaya untuk meningkatkan efisiensi dari kegiatan operasional internal. Kinerja selama sembilan bulan di tahun 2018 ini menunjukkan bahwa Perseroan dapat tetap mempertahankan arus kas dan likuiditas yang kuat di tengah kondisi yang penuh tantangan. "Kami terus fokus pada upaya untuk menjaga kas, efisiensi biaya dan mengurangi hutang,” tambahnya.

Per 30 September 2018, Perseroan telah menggunakan dana hasil penawaran umum sebesar Rp 430,35 miliar dari total dana hasil bersih penawaran umum senilai kurang lebih Rp 1.148 miliar. 

Dari total dana hasil IPO yang telah digunakan per 30 September 2018, sebesar Rp 294,78 miliar digunakan untuk pengembangan jejaring outlet, Rp 55,56 miliar untuk peningkatan kemampuan dan kualitas layanan, dan sekitar Rp 80 miliar untuk modal kerja.

Dari total dana IPO yang diperoleh, Perseroan mengalokasikan 67% untuk mengembangkan dan memperbesar jejaring layanan, 19% digunakan untuk pengembangan layanan laboratorium, dan 14% digunakan untuk modal kerja. Per 30 September 2018, Perseroan telah memiliki 290 outlet di 33 provinsi dan 121 kota yang diantaranya terdiri dari 141 laboratorium.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×