kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Prodia Widyahusada (PRDA) catat pendapatan bersih Rp 1,12 triliun di kuartal III


Selasa, 30 Oktober 2018 / 15:27 WIB
Prodia Widyahusada (PRDA) catat pendapatan bersih Rp 1,12 triliun di kuartal III
ILUSTRASI. Pelayanan di Klinik Laboratorium PT. Prodia


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) sepanjang sembilan bulan tahun ini membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 1,12 triliun, jumlah tersebut tumbuh 7,2% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Laba Perseroan juga tumbuh sebesar 7,7% menjadi sebesar Rp 106,49 miliar dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp 98,90 miliar. Selain itu, EBITDA perusahaan juga mengalami peningkatan menjadi Rp 166,02 miliar dari Rp 155,78 miliar di tahun sebelumnya.

Pertumbuhan pendapatan bersih Perseroan berasal dari kontribusi pendapatan dari masing-masing segmen pelanggan yang terdiri dari pelanggan individu, referensi dokter, referensi pihak ketiga dan klien korporasi.

Segmen pelanggan individu dan rujukan dokter menyumbang masing-masing sekitar 32,97% dan 31,38% kepada pendapatan Perseroan. Sedangkan, kontribusi segmen referensi pihak ketiga dan klien korporasi sekitar 20,65% dan 15,00% terhadap pendapatan Perseroan.

Dewi Muliaty, Direktur Utama Prodia mengatakan bahwa pencapaian kinerja Prodia yang positif untuk sembilan bulan pertama di tahun 2018 mencerminkan fokus Prodia yang berkelanjutan terhadap keunggulan operasional di kegiatan bisnisnya.

“Di tengah kondisi pasar yang penuh dengan tantangan, Perseroan tetap dapat mempertahankan kinerja keuangan yang solid. Kami terus fokus pada keunggulan Perseroan dalam layanan pemeriksaan kesehatan yang berkualitas terdepan dan penggunaan teknologi untuk mempermudah pelanggan dan masyarakat dalam menikmati layanan Perseroan,” ujarnya dalam siaran pers, Selasa (30/10)

Per 30 September 2018, total aset Perseroan menjadi sebesar Rp 1.840,59 miliar, yang terdiri dari aset lancar Rp 1.087,69 miliar dan aset tidak lancar menjadi Rp 752,89 miliar. Sedangkan, total liabilitas turun sekitar 24,3% atau sekitar Rp 117,8 miliar, menjadi Rp 367,29 miliar dibandingkan dengan tahun 2017.

Adapun total liabilitas jangka pendek turun menjadi Rp 115,62 miliar dari Rp 147,11 miliar pada tahun sebelumnya. Total liabilitas jangka panjang Rp 251,67 miliar turun dari Rp 337,99 miliar pada tahun 2017. 

Penurunan jumlah liabilitas Perseroan disebabkan oleh penurunan liabilitas jangka pendek lainnya sebesar Rp 17,5 miliar atau sebesar 48% yang disebabkan oleh penurunan hutang pembelian aset di tahun 2018.

Selain itu, utang bank jangka panjang jatuh tempo satu tahun juga mengalami penurunan sebesar Rp 12,3 miliar atau sebesar 74,8% akibat pembayaran cicilan hutang dan tidak adanya penambahan atas hutang bank sampai dengan periode September 2018. Total Ekuitas naik menjadi sebesar Rp 1.473,29 miliar dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 1.363,09 miliar.

Dari sisi arus kas, Perseroan berhasil mempertahankan arus kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi per 30 September 2018 dalam posisi surplus menjadi sebesar Rp 127,06 miliar, atau naik sebesar 74,3% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang mencapai Rp 72,90 miliar. Hal ini menunjukkan keberhasilan Perseroan dalam menghasilkan arus kas yang tinggi dengan dukungan kenaikan arus kas masuk dari pelanggan.

Liana Kuswandi, Direktur Keuangan Prodia menambahkan bahwa Perseroan tetap berupaya untuk meningkatkan efisiensi dari kegiatan operasional internal. Kinerja selama sembilan bulan di tahun 2018 ini menunjukkan bahwa Perseroan dapat tetap mempertahankan arus kas dan likuiditas yang kuat di tengah kondisi yang penuh tantangan. "Kami terus fokus pada upaya untuk menjaga kas, efisiensi biaya dan mengurangi hutang,” tambahnya.

Per 30 September 2018, Perseroan telah menggunakan dana hasil penawaran umum sebesar Rp 430,35 miliar dari total dana hasil bersih penawaran umum senilai kurang lebih Rp 1.148 miliar. 

Dari total dana hasil IPO yang telah digunakan per 30 September 2018, sebesar Rp 294,78 miliar digunakan untuk pengembangan jejaring outlet, Rp 55,56 miliar untuk peningkatan kemampuan dan kualitas layanan, dan sekitar Rp 80 miliar untuk modal kerja.

Dari total dana IPO yang diperoleh, Perseroan mengalokasikan 67% untuk mengembangkan dan memperbesar jejaring layanan, 19% digunakan untuk pengembangan layanan laboratorium, dan 14% digunakan untuk modal kerja. Per 30 September 2018, Perseroan telah memiliki 290 outlet di 33 provinsi dan 121 kota yang diantaranya terdiri dari 141 laboratorium.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×