Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Krisis ekonomi yang melanda Eropa dan Amerika Serikat (AS) membawa pengaruh bagi perdagangan dunia. Tak terkecuali China yang selama ini gencar melakukan ekspor ke Eropa dan AS.
Karena pasar ekspornya menyusut ke Eropa dan AS, membuat China kewalahan dan mengalami tanda-tanda perlambatan ekonomi akibat penurunan ekspor ke Eropa dan AS.
"Ekspor ponsel dan produk informasi, komunikasi teknologi (ICT) mengalami kesulitan karena daya beli Eropa dan AS melemah," kata Menteri Perdagangan Indonesia Gita Wirjawan di Jakarta, Sabtu (20/10).
Akibatnya, lanjut Gita, China mulai memasarkan produk-produknya itu ke negara berkembang seperti Indonesia, yang saat ini mencatat pertumbuhan ekonomi dengan daya beli yang tinggi.
Pada kuartal I 2012 lalu, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat sebesar 6,3% dan pada kuartal II 2012 naik menjadi 6,4%. "Potensi ekonomi domestik Indonesia tinggi," jelas Gita.
Potensi ekonomi domestik itulah yang mengundang eksportir China membidik pasar di Indonesia, terutama untuk ekspor produk IT.
Saat ini, 60% pendapatan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia berasal dari domestik. Oleh sebab itulah, terang Gita, Indonesia menjadi pasar yang potensial bagi negara-negara lain, termasuk China. Inilah yang membuat khawatir Gita.
Menurutnya, jika impor tidak di awasi, bisa jadi banyak produk impor yang melanggar ketentuan beredar di Indonesia. Apalagi, kata Gita, belakangan ditemukan beragam produk yang melanggar aturan keamanan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News