Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Yanaprima Hastapersada Tbk (YPAS) terus memperluas pangsa pasar produk premiumnya yakni jumbo bag. Selain ke sektor pertambangan, YPAS juga sedang menjajaki segmen pangan.
Marketing Manager YPAS Bernard Tjandradjaja mengatakan, produk diversifikasi yang terbaru ialah jumbo bag. Produk ini sebetulnya sudah dikembangkan sejak 2022. Di tahun ini, YPAS akan lebih mengembangkan dan melihat potensi pangsa pasar jumbo bag ke depan.
“Kami banyak masuk ke industri pertambangan dan dalam setahun hingga dua tahun ini industri tambang banyak melakukan ekspor nikel, bauksit, dan lainnya ada pangsa pasarnya. Di sini kami melihat potesinya cukup baik dan mengambil kesempatan dalam situasi ini,” kata Bernard dalam paparan publik secara virtual, Jumat (23/6).
Baca Juga: Garap Produk Premium, Begini Strategi & Rencana Bisnis Yanaprima Hastapersada (YPAS)
Bernard menuturkan, kapasitas produksi untuk produk jumbo bag per tahun ini belum terlalu besar di kisaran 30 ton hingga 50 ton.
Kapasitas produksi YPAS cenderung konservatif karena melihat perkembangan kondisi bisnis di mana terjadi perubahan permintaan. Misalnya saja di akhir tahun lalu demand cukup tinggi, lalu kemudian di awal tahun melambat.
Kebijakan pelarangan ekspor bijih bauksit yang dimulai pada 10 Juni 2023 lalu, kata Bernard, sedikit mempengaruhi bisnis YPAS.
“Ini salah satu yang kami pantau terus karena banyak peraturan dan regulasi baru dari pemerintah yang besar kecilnya berpengaruh ke kami,” ujarnya.
Namun, melihat kondisi itu, YPAS tentu tidak hanya fokus ke satu sektor bisnis saja. Selain ke pertambangan, YPAS juga mencari pangsa pasar untuk memasok kantong jumbo ke segmen pangan.
Terlepas dari kebijakan di sektor pertambangan saat ini, Bernard tetap yakin, industri pertambangan dalam negeri akan terus berkembang.
Sampai dengan kuartal I 2023, YPAS mencatatkan kenaikan penjualan neto sebesar 6,6% year on year (yoy) menjadi Rp 93,99 miliar dari sebelumnya Rp 88,21 miliar.
Direktur YPAS Rinawati menambahkan, dari segi penjualan mengalami peningkatan karena adanya kenaikan permintaan dari segmen karung plastik sebesar 13% dan kantong semen 4,2% yoy.
“Harga rata-rata bahan baku di triwulan tahun 2023 turun 20% yoy yang membuat rasio beban terkoreksi,” ujar Rinawati dalam kesempatan yang sama.
Dengan kondisi tersebut, lanjut Rinawati, sampai dengan kuartal I 2023 perusahaan mencatatkan laba Rp 2,2 miliar dari sebelumnya rugi Rp 3,14 miliar di akhir Maret 2022.
Di sepanjang tahun ini, YPAS membidik pangsa pasar beras, semen, pupuk, tepung terigu, dan lainnya serta merambah ke industri sektor kecil hingga menengah.
Dari sisi produktivitas, YPAS melakukan regenerasi mesin lama dengan mesin baru yang memiliki efisiensi lebih tinggi untuk mengoptimalkan produktivitas.
Segi produk, YPAS melakukan diversifikasi produk meningkatkan penjualan jumbo bag sementara juga meningkatkan kualitas produk lain.
Baca Juga: Masuki Segmen Pasar Premium, Begini Strategi Bisnis Yanaprima (YPAS)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News