Reporter: Handoyo | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Kementerian Perdagangan (Kemdag) mengklaim telah sukses mempromosikan produk makanan dan minuman (mamin) olahan Indonesia dalam pameran THAIFEX-World of Food Asia 2014. Berlangsung pada 21-25 Mei 2014 lalu di IMPACT Challenger, Bangkok, Thailand, pameran diselenggarakan saat kondisi politik Thailand memanas.
"Selama lima hari pameran, Paviliun Indonesia berhasil mencatat prospective orders sebesar US$ 848.700," kata Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional (PEN), Nus Nuzulia Ishak dalam siaran persnya, Rabu (4/6).
Menurutnya selain pesanan yang sudah diterima, masih banyak permintaan buyers yang perlu ditindaklanjuti oleh perusahaan peserta pameran. Produk yang diminati pembeli antara lain mie instan, baby octopus frozen, canned crabmeat, canned baby clams, bumbu instan, bubuk agar, kopi, teh, kacang kulit, wafer, dan produk confectionery. Produk permen dan gula atau confectionery Indonesia ternyata begitu diminati oleh negara-negara Timur Tengah, Afrika, Papua Nugini, dan beberapa negara ASEAN seperti Kamboja, Vietnam, dan Brunei Darussalam.
Keanekaragaman cita rasa Indonesia ditampilkan di sana melalui berbagai jenis produk mamin, seperti agar-agar, oral film strip, bumbu masak instan, produk confectionery, kopi, minuman herbal dalam kemasan, mie instan, biskuit, makanan ringan, wafer, makanan laut kaleng dan beku, tepung kue, serta tepung es krim. Selain ditampilkan di Paviliun Indonesia, produk halal Indonesia juga dipamerkan khusus.
Pada kesempatan yang sama, PT Indofood Fritolay Makmur juga mendapatkan penghargaan sebagai distributor terbaik se-Asia Tenggara. Barista Indonesia Roga Rayoga juga berhasil meraih tiga dari empat penghargaan Roasters’ Choice Award 2014 untuk kategori latte, brewer, dan steampunk. “Ini membuktikan Indonesia sebagai negara yang berdaya saing di pasar global, tak akan kalah dan siap menyambut era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 mendatang,” tambahnya.
Pada 2013 perdagangan Indonesia-Thailand didominasi impor senilai US$ 10,7 miliar, sementara ekspornya hanya senilai US$ 6,06 miliar. Ekspor makanan olahan pada 2014 diharapkan tumbuh sebesar 4,21% atau senilai US$ 183,2 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News