kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produksi anjlok, ekspor kopi rontok


Selasa, 21 Agustus 2018 / 05:05 WIB
Produksi anjlok, ekspor kopi rontok


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai dan volume ekspor kopi Indonesia pada paruh pertama 2018 merosot tajam. Penurunan ekspor tersebut dipicu penurunan produksi kopi dan kenaikan permintaan di pasar dalam negeri.

Mengutip data BPS, ekspor kopi yang tercatat dalam sembilan kode Harmonized System (HS Code) turun 37,5% menjadi US$ 359,85 juta dari sebelumnya US$ 575,78 juta. Sedangkan volumenmya turun 47,54% menjadi 116.511 ton dari sebelumnya sebesar 222.099 ton.

Penurunan terbesar terjadi pada ekspor kopi jenis Arabika West Indische Bereiding dan Robusta Oost Indische Bereiding yang tidak dipanggang dan tidak decaffeinated, anjlok sebesar 36,9% atau setara US$ 354,42 juta dan volumenya turun 46,91% menjadi 114.668 ton dari periode sama tahun 2017.

Ketua Umum Dewan Kopi Indonesia (Dekopi) Anton Apriyantono mengatakan penurunan ekspor kopi ini disebabkan penurunan produksi, khususnya di wilayah Sumatra Utara dan Aceh. "Selain produksi turun, tingginya konsumsi dalam negeri juga menjadi penyebab ekspor turun tajam,"ujarnya kepada KONTAN, Senin (20/8).

Mantan Menteri Pertanian ini melanjutkan, untuk mengantisipasi berlanjutnya penurunan produksi dan ekpor kopi, Dekopo mendesak pemerintah mengintensifkan produksi kopi dalam negeri. Selain meningkatkan produksi, pemerintah juga harus melakukan ekstensifikasi lahan kopi.

Hutama Sugandhi, Ketua Umum Gabungan Eksportir Kopi Indonesia (Gaeki) menambahkan, penurunan ekspor kopi pada paruh pertama tahun ini terjadi karena produksi turun, sementara konsumsi domestik naik. Menurutnya, dampak penurunan produksi dan peningkatkan konsumsi ini, impor kopi justru malah meningkat. Sayang, ia merinci volume impor kopi kopi yang masuk Indonesia. "Penurunan produksi kopi ini terjadi karena minimnya perhatian kepada petani kopi, termasuk dalam pendampingan dan akses permodalan," ungkapnya.

Meskipun demikian, ia optimis ekspor kopi pada paruh kedua tahun ini bisa menutupi penurunan di semester I 2018. Sehingga sepanjang tahun ini ekspor kopi bisa mencapai sekitar 3800.000 ton, atau setidaknya mendekati volume ekspor tahun lalu 464.000 ton. Selama ini, pasar utama ekspor kopi Indonesia adalah Amerika Serikat dan Uni Eropa masing-masing 30% dan Jepang 15% pangsa pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×