Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produksi batubara nasional terus naik dengan realisasi yang lebih tinggi dari target produksi dalam Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB).
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bambang Gatot Ariyono mengaku kesulitan untuk mengendalikan produksi batubara. Bambang menyebut, ada sejumlah kendala dan pertimbangan mengapa produksi batubara sulit untuk direm.
Bambang bilang, perusahaan yang memegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) operasi produksi terus meningkat, seiring dengan kewenangan pemerintah daerah untuk mengeluarkan izin sebegaimana yang diatur dalam rezim otonomi daerah.
Baca Juga: Bukan berupa penyesuaian kuota, Kementerian ESDM akan revisi sanksi DMO batubara
Bambang menyebut, di luar perusahaan besar atau pemegang Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B), saat ini terdapat 1.150 IUP produksi.
Bambang menggambarkan, jika Feasibility Study (FS) dari 1.150 IUP produksi itu rata-rata bisa memproduksi 100.000 ton batubara, maka produksi batubara nasional bisa mencapai 1 miliar ton.
Di sisi lain, penemuan cadangan baru relatif kecil lantaran kegiatan eksplorasi masih sangat minim.
"Produksi (batubara) ini kebijakan nasional yang berpengaruh besar. Ini yang menjadi perhatian untuk menyeimbangkan. Karena sulit apakah itu menyeimbangkan supply dan demand, eksplorasi cadangan baru kecil," terang Bambang, Rabu (20/11).
Bambang mengatakan, kendati pihaknya berupaya untuk mengendalikan produksi, namun target produksi nasional pada tahun 2020 nanti diproyeksi akan lebih tinggi dari target tahun ini. Jika pada tahun ini target produksi nasional berdasarkan RKAB tercatat sebesar 489,73 juta ton, maka pada tahun depan target produksi batubara berada dalam rentang 490 juta ton-530 juta ton.
"Kalau tidak kita tahan, tahun 2020 produksi sudah di 700 juta ton," ungkap Bambang.
Bambang menyebut, proyeksi tersebut berasal dari laporan perusahaan. Asal tahu saja, saat ini perusahaan tambang minerba sedang dalam masa penyusunan dan pengajuan RKAB untuk tahun depan.
Baca Juga: Jokowi: PBB dan IMF peringatkan saya soal tambang batubara
"Itu pertimbangannya atas masukan perusahaan. Nanti kita sesuaikan, sekitar 530 juta, itu patokannya," sambung Bambang.
Meski begitu, realisasi produksi batubara nyatanya lebih tinggi dibanding target yang tertera dalam RKAB. Pada tahun lalu misalnya, realisasi produksi batubara menyentuh level tertinggi di angka 557 juta ton. Padahal, target produksi nasional dalam RKAB 2018 hanya sebesar 485 juta ton.
Untuk tahun ini, realisasi produksi batubara dipastikan kembali melampaui target produksi. Data dari Kementerian ESDM mencatat, hingga 19 November 2019 saja, produksi nasional sudah mencapai 492,91 juta ton tahun 100,65% dari target tahun ini.
Hingga akhir tahun nanti, Bambang memperkirakan realisasi produksi batubara nasional ada dalam rentang 530 juta hingga sekitar 600 juta ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News