Reporter: Herlina KD, Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pemerintah yakin produksi beras tahun ini berpeluang meningkat lebih tinggi ketimbang produksi tahun lalu. Perubahan cuaca yang tidak seekstrem tahun lalu berperan besar pada peningkatan produksi beras.
Kementerian Pertanian menargetkan produksi gabah tahun ini 70,6 juta ton dari luas panen 13,6 juta hektare (ha). "Saya optimistis angka ramalan (Aram) kedua tahun ini lebih tinggi daripada angka ramalan kedua tahun lalu," ungkap Bayu Krisnamurthi, Wakil Menteri Pertanian, baru-baru ini.
Angka ramalan dibuat Badan Pusat Statistik (BPS). Setiap tahun BPS menyampaikan tiga kali angka ramalan produksi beras berdasarkan hasil pemantauan realisasi panen dari musim tanam sebelumnya.
Menurut Aram I yang berdasarkan musim tanam Januari-April 2011, produksi beras nasional tahun 2011 akan mencapai 67,31 juta ton gabah kering giling (GKG). Volume produksi tersebut meningkat sekitar 1,17% dari produksi beras tahun 2010 yang mencapai sekitar 65,15 juta ton GKG.
Ronnie S. Natawidjaja, Direktur Pusat Kajian Kebijakan Pertanian dan Agribisnis Universitas Padjajaran, meragukan produksi beras tahun ini akan meningkat. Saat ini perubahan cuaca tetap ekstrem dan mirip cuaca tahun lalu, dan menghambat musim tanam. "Prediksi saya, produksi padi sama dengan tahun lalu," ujar Ronnie.
Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir sepakat dengan Bayu bahwa produksi beras tahun ini bisa lebih baik daripada tahun lalu. Taruh kata hasil panen padi pada musim tanam awal tahun ini merosot ketimbang hasil panen tahun lalu. Tapi, panen padi pada bulan-bulan berikutnya bisa menutup penurunan produksi padi di awal tahun. Apalagi, mulai tengah tahun ini Indonesia berpeluang masuk musim kemarau.
Pada musim kemarau, siklus hidup hama yang menyerang tanaman bisa diputus. Kemarau juga membuat kadar air di dalam beras menurun. "Produktivitas dan kualitas padi bisa lebih baik di musim kemarau ketimbang di musim hujan," jelasnya.
Ia menggambarkan, pada periode Januari-April 2011, hasil panen padi sekitar 3 ton - 3,5 ton perhektare (ha). Tatkala curah hujan mulai berkurang pada Mei 2011, produksi padi meningkat menjadi 4,5 ton-5 ton perhektare. Pada musim kemarau,Winarno berharap produksi padi bisa meningkat menjadi 6 ton per hektare.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News