kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45925,48   -1,25   -0.14%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produksi Freeport terganggu mogok kerja


Senin, 03 Oktober 2016 / 20:36 WIB
Produksi Freeport terganggu mogok kerja


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. PT Freeport Indonesia (PTFI) menyatakan aksi mogok kerja sekitar 1.000 karyawan berpotensi menurunkan produksi tambang terbuka, Grasberg. Seperti diketahui, aksi mogok ini sudah berlangsung sejak 28 September 2016 dan akan berlangsung dalam waktu lima hari kerja.

Juru Bicara Freeport Indonesia, Riza Pratama mengungkapkan bahwa saat ini operasi pertambangan di tambang terbuka Grasberg terkena dampak dari gangguan pekerja.

"Freeport saat ini sedang berupaya untuk mengatasi masalah ini dan mengembalikan operasi tambang terbuka sesegera mungkin," terangnya kepada KONTAN, Senin (3/10).

Tapi, kata Riza, untuk operasi tambang bawah tanah tidak terkena dampak dari gangguan ini. Begitu juga operasi pabrik pengolahan masih berlangsung secara terbatas.

Salah satu serikat pekerja Freeport menyatakan bahwa aksi mogok kerja ini terjadi lantaran adanya keluhan pekerja meminta transparasi tentang pembagian bonus dan pekerja pemborongan oleh salah satu anak perusahaan Trakindo Rental terkait kegiatan mereka.

Adapun klimaks permasalahan pada pertemuan 19 September 2016 saat manajemen di Grasberg mempresentasi awal masalah formula bonus. Walhasil ada kecurigaan atas formula bonus tersebut.

"Disaat menjelaskan status pekerja Trakindo Rental dengan memaparkan flow kegiatan pertambangan dari IMA akhirnya perwakilan pekerja menanyakan status kami bilamana disesuaikan dengan flow yang dipresentasikan," terang sumber kepada KONTAN, Senin (3/10).

Namun manajemen tak menyetujui hal itu, dia bilang, dari situlah mulai timbul rasa kecewa berat dalam benak hati pekerja ditambah setelah mendapatkan bukti pembayaran Bonusnya yang kisaran antara 17% dari gaji pokok dibandingkan dengan Geotek yang mendapatkan 45%.

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM, Bambang Gatot Ariyono menyatakan sudah menerima laporan atas aksi mogok kerja itu."Sudah ada laporan. Sedang diatasi. Untuk masalah produksi, dicover tambang underground," tandasnya singkat kepada KONTAN, Senin (3/10).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×