Reporter: Raka Mahesa W | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Kepala Sub Bidang Jasa Kelautan dan Kemaritiman Departemen Kelautan dan Perikanan Aris Kabul Pranoto mengatakan, produksi garam Indonesia untuk tahun 2010 akan turun. Pasalnya, hingga September saja, tujuh sentra garam belum bisa berproduksi secara normal. Padahal, waktu panen garam di Indonesia umumnya berkisara empat hingga lima bulan, dan dimulai dari bulan Juli lalu.
Aris menambahkan, tujuh sentra yang belum berproduksi normal ada di Indramayu, Cirebon, Pati, Rembang, Sampang, Pamekasan, dan sumenep. Sayang, Aris belum bisa mengungkapkan, berapa penurunan produksi di tujuh sentra tersebut.
Catatan saja, tujuh sentra tersebut merupakan basis produksi garam nasional. Madura menyumbangkan 60% dari produksi nasional, kemudian kawasan Pantura sebesar 30%, dan sisanya tersebar di 27 kabupaten dan kota lain di Indonesia.
Saat ini, total kapasitas produksi garam nasional sebesar 1,3 juta ton per tahun, sedangkan kebutuhan garam mencapai 2,8 juta ton. Alhasil, sisaya terpaksa diimpor.
Lantaran terhampatnya produksi di tujuh sentra tersebut, berdasarkan perhitungan Aris, besaran impor garam untuk menutupi kekurangan produksi dari tujuh sentra tersebut akan lebih besar dari tahun sebelumnya. Namun, lagi-lagi Aris bungkam mengenai besaran impor garam untuk tahun ini. "Saat ini kita belum punya data produksi tahun 2010," kilahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News