kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produksi kakao Oktober-November turun 40%


Rabu, 13 Oktober 2010 / 14:36 WIB
Produksi kakao Oktober-November turun 40%
ILUSTRASI. FENOMENA - Daniel EK


Reporter: Asnil Bambani Amri |



JAKARTA. Produksi kakao Indonesia pada bulan Oktober dan November 2010 diperkirakan anjlok hingga 40% dari produksi normal akibat tingginya curah hujan yang melanda daerah penghasil kakao. Hal ini ditegaskan oleh Zulhefi Sikumbang, Ketua Umum Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo) di Jakarta, Rabu (13/10).

"Seharusnya Oktober dan November itu panen, tetapi curah hujan ternyata membuat gugur bunga yang akan tumbuh menjadi buah," kata Zulhefi. Menurutnya, penurunan produksi yang mencapai 40% tersebut akan mempengaruhi produksi kakao tahunan.

"Melihat kondisi tahun ini, produksi hanya mencapai 500.000 ton," kata Zulhefi. Angka tersebut lebih mini dari target produksi tahun ini sebesar 600.000 ton.

BMKG memperkirakan curah hujan masih tinggi hingga bulan Februari 2011 mendatang. Dus, produksi kakao nasional juga masih berpotensi terbabat. "Petani juga protes karena kualitas kakao mengalami penurunan sementara harganya tidak mengalami kenaikan," jelas Zulhefi yang mengkhawatirkan kondisi petani kakao yang terancam kekurangan pendapatan.

Ekspor turun

Zulhefi menghitung, dengan produksi yang lebih mini, maka ekspor kakao tahun ini pun akan ikut mengkerut. Tahun lalu, ekspor kakao mencapai 550.000 ton.

Pengiriman kakao dari Sulawesi tengah maupun selatan anjlok 21% menjadi 36.168 ton pada bulan Agustus 2010 lalu. Padahal, pada bulan Juli 2010, ekspor kakao sempat menembus 45.552 ton. Dibandingkan periode yang sama tahun lalu, ekspor kakao pada bulan Agustus 2009 mencapai 47.527 ton. Asal tahu saja, 75% produksi kakao dan ekspor kakao Indonesia dihasilkan dari Sulawesi.

Anjloknya produksi kakao dari Indonesia, ditambah lagi dari Pantai Gading dan Ghana, kemungkinan akan memandekkan kemerosotan harga kakao tahun ini yang sudah mencapai 16%. Untuk catatan, penurunan produksi ini masih berkaitan dengan fenomena La Nina. BMKG memprediksi,curah hujan di Sumatra, Kalimantan dan sebagian wilayah Sulawesi maupun jawa akan meningkat hingga bulan September.

Awal bulan ini, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu menjelaskan, Malaysia dan Amerika Serikat masih menguasai ekspor kakao Indonesia. Dari total ekspor 2010 senilai US$ 977 juta, Amerika Serikat dan Malaysia menguasai sebesar 60,1%. “Tapi pangsa ekspor ke Amerika Serikat relatif lebih kecil,” ujar Mari, Jumat (1/10).

Sementara pangsa ekspor kakao dari total ekspor non migas hanya mencapai 1,40% atau mengalami kenaikan dari pangsa ekspor kakao tahun lalu sebesar 1,31%.

***Perkembangan Ekspor Kakao

Negara Tujuan

Pangsa terhadap ekspor nasional(%)

Pangsa Indonesia tahun 2009 (5)

Jan-Juli 2009

Jan-Juli 2010

Malaysia

33,4

34,89

61,36

Amerika Serikat

24,83

25,20

10,01

Singapura

11,20

9,87

34,74

Jerman

1,24

3,71

0,60

China

2,22

3,50

9,60

Filipina

1.10

1,73

24,77

Australia

2,10

1,71

6,95

UEA

1,64

1,44

8,52

India

0,51

1,13

11,27

Meksiko

0,05

0,76

0,74

Sumber: Kementerian Perdagangan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×