kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.927.000   10.000   0,52%
  • USD/IDR 16.295   -56,00   -0,34%
  • IDX 7.312   24,89   0,34%
  • KOMPAS100 1.036   -2,36   -0,23%
  • LQ45 785   -2,50   -0,32%
  • ISSI 243   1,24   0,51%
  • IDX30 407   -0,78   -0,19%
  • IDXHIDIV20 465   -1,41   -0,30%
  • IDX80 117   -0,14   -0,12%
  • IDXV30 118   -0,08   -0,07%
  • IDXQ30 129   -0,58   -0,45%

Produksi meningkat, harga cabai terus melorot


Senin, 04 April 2011 / 16:00 WIB
Produksi meningkat, harga cabai terus melorot
ILUSTRASI. ika.puspitasari-Logo tereggra-TGRA Targetkan Pendapatan Rp 80 miliar sepanjang 2018


Reporter: Herlina KD | Editor: Test Test

JAKARTA. Harga cabai kini tak sepedas dulu lagi. Pasalnya, pasokan cabai saat ini sudah mulai meningkat seiring adanya panen di beberapa wilayah sentra cabai nasional. Bahkan, harga cabai diprediksikan akan terus melorot seiring adanya panen raya akhir April - Mei nanti.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan mengatakan pada Maret 2011 ini harga cabai merah secara nasional mengalami penurunan sekitar 30,5%. Sehingga, "Penurunan harga cabai merah ini menyumbang deflasi 0,23%," ujarnya saat konferensi pers akhir pekan lalu.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, pada Maret 2011 harga rata-rata cabai merah keriting sebesar Rp 27.796 per kg. Pada Februari lalu, harga cabai jenis ini masih sekitar Rp 37.642 per kg. Sedangkan cabai merah biasa pada Maret 2011 ini harganya rata-rata secara nasional sebesar Rp 25.271 per kg, turun ketimbang bulan sebelumnya yang sebesar Rp 34.382 per kg.

Ketua Umum Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia Dadi Sudiyana mengungkapkan penurunan harga cabai ini disebabkan karena produksi cabai di dalam negeri sudah mulai membaik. Meski begitu, "Jika dibandingkan dengan kondisi normal, produksi cabai belum sepenuhnya pulih," ujarnya kepada KONTAN Senin (4/4).

Ia mencontohkan, dalam kondisi normal satu hektar tanaman cabai bisa menghasilkan sekitar 12 ton. Saat ini, satu hektar tanaman cabai bisa menghasilkan sekitar 8 ton. Jumlah ini sudah lebih baik ketimbang tahun lalu dimana produktifitas tanaman cabai melorot drastis di bawah 8 ton per hektar akibat curah hujan tinggi dan hama patek yang menyerang tanaman cabai.

Dadi bilang, selain karena produksi sudah membaik, pasokan cabai saat ini juga bertambah karena adanya cabai impor. "Cabai impor membuat harga cabai cepat turun," katanya. Memang benar, sepanjang Januari - Februari 2011 BPS mencatat impor cabai segar sebanyak 2.796 ton dengan nilai US$ 2,493 juta.

Meski sudah membaik, tapi Dadi mengakui produksi cabai saat ini belum maksimal karena tanaman cabai masih dihantui oleh virus kuning yang menyerang daun cabai. Tanaman cabai yang terserang virus kuning, daunnya akan menguning. Akibatnya, tanaman cabai tidak bisa berproduksi secara maksimal.

Ketua Asosiasi Agrobisnis Cabai Jawa Timur Sukoco menambahkan, berbeda dengan hama patek yang menyerang tanaman cabai di saat kelembaban udara tinggi (November - Januari), virus kuning biasa menyerang tanaman cabai saat bulan-bulan April - Mei. "Tanaman cabai yang terkena virus kuning hanya berproduksi sekitar 10% dari produksi normal," jelasnya.

Tapi, Sukoco bilang virus ini tidak terlalu parah, hanya sekiar 30% dari total tanaman yang ada. Lagipula, kata Sukoco saat ini petani merawat tanaman cabai dengan lebih intensif karena harga cabai masih lumayan tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×