kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Produksi naik, harga jagung tetap tinggi


Sabtu, 25 November 2017 / 13:18 WIB
Produksi naik, harga jagung tetap tinggi


Reporter: Abdul Basith | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Walau Kementerian mengklaim ada lonjakan produksi jagung dalam negeri hingga mencapai 27,9 juta ton sampai November 2017, namun di lapangan harga jagung masih tetap tinggi.

Saat ini harga jagung di pasaran masih di kisaran Rp 4.200 - Rp 4.500 per kilogram (kg). Harga tersebut jauh di atas harga jagung di tingkat petani yang dtetapkan pemerintah Rp 3.150 per kg dengan kadar air 15%.

Koordinator Forum Peternak Layer Nasional (PLN) Ki Musbar mengatakan, klaim produksi jagung Kemtan tak didasarkan pada fakta yang ada. Seharusnya bila produksi naik, harga jagung turun. Tapi sampai sekarang harga jagung tak juga turun.

"Sampai sekarang tidak ada perubahan harga jagung," ujarnya kepada KONTAN, Jumat (24/11).

Apalagi dia menjelaskan data yang dipublikasikan Kemtan tersebut berbeda dengan data International Fund for Agricultural Development (IFAD) United States Department of Agriculture (USDA) yang menyebutkan data produksi jagung Indonesia paling tinggi 13 juta ton.

"Sebab kalau ada produksi sebesar 27,9 juta ton pasti harga akan terkoreksi turun," ujarnya.

Menurutnya, pada saat ini tidak mudah menanam jagung karena lahannya tidak ada. Banyak lahan pertanian sudah digunakan untuk tanaman kelapa sawit karena hasilnya lebih besar ketimbang tanaman jagung.

Belum tercukupinya kebutuhan jagung untuk bahan baku pakan ternak, membuat Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) mengajukan impor gandum untuk pakan ternak sebanyak 200.000 ton. Klaim kenaikan produksi jagung hingga mencapai 27,9 juta ton menurut Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, dikarenakan adanya perluasan lahan sebesar 6 juta hektare (ha).

Dengan adanya perluasan lahan itu, maka produksi jagung nasional bisa naik. Dengan lonjakan itu, dia optimis produksi jagung ini dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri yang relatif kecil.

Saat ini rata-rata kebutuhan jagung untuk industri pakan ternak hanya sekitar 8,5 juta ton per tahun. Bahkan menurutnya, dengan peningkatan produksi jagung tersebut, pihaknya sedang menjajaki peluang ekspor jagung ke Malaysia.

"Kita sudah bertemu dengan menteri dari Malaysia dan ada peluang ekspor 3 juta ton sampai 4 juta ton per tahun," ujar Amran.

Menurut Amran potensi itu masih terbuka besar. Kualitas jagung yang baik membuat Kemtan yakin produk jagung Indonesia akan terjual di pasar Negeri Jiran tersebut. Selain masalah kualitas, ekspor jagung juga dinilai tidak akan mengganggu kebutuhan lokal.

Hal itu diungkapkan Amran karena mengklaim tahun 2017 ini Indonesia telah swasembada jagung. "Ekspor tidak mengganggu stabilitas pasokan dalam negeri," kata menteri asal Makassar tersebut. Untuk 2018 Kemtan menargetkan menambahkan luas areal tanam seluas 4 juta ton di luar lahan yang ada sekarang sehingga produksi terus mengalami kenaikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×