kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Produksi sapi lokal tembus target


Kamis, 27 Oktober 2011 / 18:11 WIB
Produksi sapi lokal tembus target


Reporter: Handoyo | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Target pemerintah untuk swasembada sapi tahun 2014 bisa jadi terealisasi. Pasalnya, target produksi yang tetapkan pemerintah yakni sebanyak 12,2 juta ekor telah terlampaui.

Berdasarkan Pendataan Sapi Potong, Sapi Perah dan Kerbau (PSPK2011) saat ini produksi sapi lokal telah menembus 14,8 juta ekor. Namun permasalahan impor dan mahalnya harga daging masih menjadi pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan.

Juan Permata Adoe, Ketua Komite Tetap Agribisnis Peternakan, Kadin Indonesia, mengatakan, target yang ditetapkan oleh pemerintah untuk swasembada daging sapi seharusnya melebihi dari perhitungan sekarang. "Melihat potensi yang ada seharusnya, kapasitas produksi bisa dua kali lipat," kata Juan (27/10).

Menurut Juan, produksi sapi sebanyak 14,8 juta ekor sebenarnya tidak cukup untuk memenuhi pasar lokal. Dari total produksi, hanya 2,5 juta ekor yang dipotong. Idealnya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri, sapi yang siap dikonsumsi berkisar 12,5 juta ekor, "Sehingga ada cadangan untuk 5 tahun," jelas Juan.

Menteri Pertanian, Suswono, mengatakan, data ini menunjukkan bahwa kita telah swasembada. Meski telah melampaui target, namun permasalahan impor daging masih harus dicari jalan keluarnya.

“Rencana yang telah ada perlu ditata ulang, untuk lebih meningkatkan produksi lokal, impor akan dikurangi sebanyak 30.000 ton daging, serta 100.000 ekor sapi hidup per tahun,” katanya.

Jika hal tersebut terlaksana, Suswono optimistis sebelum tahun 2014 Indonesia tidak akan tergantung dengan impor lagi. Walaupun masih harus impor, jumlahnya tidak lebih dari 10%, "Kecuali produk-produk tertentu dari sapi," terang Suswono.

Suswono mengatakan, setiap tahun kuota impor daging sapi terus diturunkan. Pada 2010, impor daging sapi mencapai 119.000 ton, tahun ini berkurang menjadi 90.000 ton. Tahun depan rencana pengurangan impor pun akan konsisten, kalau konsumsi daging masyarakat juga tetap.

Harga berfluktuasi

Harga daging sapi yang tidak stabil dan cenderung naik disebabkan oleh para blantik yang mempermainkan harga, sehingga peternak kecil megalami kerugian.

Sementara itu, Herbert Mindo Sitorus, Sekjen Konsorsium Sapi Indonesia, mengatakan, kesenjangan harga daging impor dengan harga daging lokal disebabkan aturan yang dibuat oleh pemerintah terkait dengan impor daging kurang tegas.

Masuknya daging impor hingga ke pasar tradisional, menurut Herbart menjadikan daging lokal kalah pamor. Untuk itulah ia berharap jika untuk mengendalikan harga daging sapi, agar tidak bergejolak perlu diberlakukan resi gudang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×