kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.093.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.430   24,00   0,15%
  • IDX 7.937   83,06   1,06%
  • KOMPAS100 1.111   9,35   0,85%
  • LQ45 809   4,06   0,50%
  • ISSI 272   3,87   1,45%
  • IDX30 420   2,48   0,59%
  • IDXHIDIV20 486   1,71   0,35%
  • IDX80 123   0,86   0,71%
  • IDXV30 133   -0,09   -0,07%
  • IDXQ30 136   1,05   0,78%

Produksi sawit Indonesia pada kuartal I-2020 turun 12% menjadi 10,99 juta ton


Jumat, 08 Mei 2020 / 12:56 WIB
Produksi sawit Indonesia pada kuartal I-2020 turun 12% menjadi 10,99 juta ton
ILUSTRASI. Produksi sawit Indonesia pada tiga bulan pertama 2020 turun


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mengumumkan, produksi minyak sawit Indonesia pada kuartal I-2020 sebanyak 10,99 juta ton. Angka ini turun 12,6% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang capai 12,57 juta ton.

Secara bulanan, produksi minyak sawit Indonesia pun  turun. "Produksi sawit pada bulan Maret sedikit lebih rendah yakni 0,9% dari produksi bulan Februari 2020," kata Direktur Eksekutif Gapki Mukti Sardjono dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Jumat (8/5).

Sementara itu, konsumsi minyak sawit dalam negeri dalam tiga bulan pertama tahun ini mencapai 4,5 juta ton. Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan konsumsi di periode Januari-Maret 2019 yang sebanyak 4,3 juta ton.

Baca Juga: Harga CPO rebound 2% ke RM 1.989 per ton berkat stok dan produksi CPO Indonesia turun

Pada bulan Maret, konsumsi minyak sawit untuk pangan dalam negeri sebesar 721.000 ton, turun sekitar 8,3% dibandingkan Februari yang capai 786.000 ton. Berbeda dengan kebutuhan pangan, konsumsi produk oleokimia justru naik 14,5% menjadi 104.000 ton, sementara konsumsi biodisel mencapai 673.000 ton atau relatif sama dengan bulan sebelumnya.

"Ketidakpastian waktu teratasi nya pandemi Covid-19 menyebabkan konsumsi minyak sawit untuk produk pangan menurun. Sebaliknya, produk oleokimia naik karena kebutuhan kebutuhan bahan pembersih sanitizer meningkat," ujar Mukti.

Dia menambahkan, dari 68.000 kenaikan konsumsi oleokimia, 55% terjadi pada gliserin yang merupakan bahan pembuatan hand sanitizer.

Sementara, ekspor minyak sawit sepanjang Januari-Maret 2020 turun 16,5% secara tahunan menjadi 7,64 juta ton. Di kuartal I-2019 silam, ekspor sawit bisa mencapai 9,1 juta ton. 

Walau turun di kuartal pertama, ternyata ekspor di bulan Maret naik 7,3% di banding bulan Februari. Kenaikan ekspor ini terutama dari CPO yang tumbuh 21,6% dari 524.000 ton di Februari menjadi 637.000 ton.

Baca Juga: Harga jual meningkat, penjualan Sampoerna Agro (SGRO) tumbuh 19,36% di kuartal I

Gapki mencatat, ekspor terbesar untuk tujuan ke Bangladesh, Afrika dan China. Sedangkan, ekspor ke Uni Eropa, India dan Timur Tengah mengalami sediki kenaikan, dan ekspor ke Pakistan dan Amerika Serikat turun.

"Kenaikan Ekspor ke China karena diinformasikan China telah mulai pulih dari pandemi Covid-19," pungkas Mukti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×