kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Produksi susu nasional hanya mencukupi 20% kebutuhan masyarakat


Selasa, 10 Juli 2018 / 16:55 WIB
Produksi susu nasional hanya mencukupi 20% kebutuhan masyarakat
ILUSTRASI. Peluncuran Program Zona Sehat Nestle


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dewan Persusuan Nasional (DPN) mengatakan, saat ini produksi susu nasional hanya bisa memenuhi kebutuhan susu nasional sebesar 20%. Sisanya, masih dipenuhi lewat impor.

Menurut Ketua DPN Teguh Boediyana, kondisi ini menunjukkan produksi susu nasional yang terus menurun. Dia bilang, saat ini produksi susu nasional per harinya hanya sekitar 1.800 ton susu segar.

Rendahnya produksi susu ini diakibatkan oleh peternakan rakyat yang belum efisien. Biasanya, petenak rakyat juga hanya memiliki sapi perah sebanyak 2 -3 ekor, sementara produktivitasnya masih rendah. Padahal, peternak sapi perah paling besar adalah peternakan rakyat.

Saat ini, Peternak pun sulit meningkatkan produktivitas susu sapi perah yang dimiliki. Salah satunya dikarenakan peternak sulit medapatkan hijauan untuk sapinya lantaran penyusutan lahan yang besar.

"80% peternak tidak memiliki lahan sendiri. Jadi mereka mencari hijauan secara tradisional. Sementara, saat ini banyak sekali alih lahan," ujar Teguh kepada Kontan.co.id, Minggu (8/7).

Peternak pun banyak yang akhirnya memiliki untuk memotong sapinya lantaran penjualan susu segar ini sudah tidak mengungtungkan. Menurut Teguh, biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani cukup besar, sementara harga susu di Industri Pengolahan Susu (IPS) kecil. "Kalau di IPS harga susu itu sekitar Rp 5.000 - Rp 6.000 per liter. Kalau di peternak, harganya masih di bawah itu," ujar Teguh.

Hal senada pun disebutkan oleh Sekjen Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI), Rochadi Tawaf. Dia bilang, harga Rp 5.000 per liter tidak akan memunculkan gairah petani untuk menghasilkan susu segar. "Di petani sekitar Rp 4.000 - Rp 5.000 per liter, Sementara peternak meminta sekitar Rp 7.000 per liter, karena biaya produksi sekitar Rp 6.000 per liter, peternak hanya mendapat untung yang kecil ," ujar Rochadi.

Menurut Rochadi, satu-satunya cara untuk meningkatkan produksi susu dalam negeri adalah dengan meningkatkan produktivitas susu. Setidaknya, produktivitas susu segar harus ditingkatkan menjadi sekitar 15 - 17 liter per ekor per hari. Saat ini, produktivitas susu segar hanya berkisar 10 - 12 liter per ekor per hari.

Peningkatan produktivitas ini bisa didapatkan dari pakan yang baik, sistem manajemen yang baik, sistem perkawinan yang baik, bibit yang baik, kandang yang baik serta animal walfare yang baik pula.

Lebih lanjut Teguh memaparkan, pemerintah harus sangat peduli terhadap peningkatan produksi susu. Menurutnya harus ada berabagai aturan yang memproteksi produksi susu serta memberikan subsidi bagi peternak untuk mengadakan sapi perah.

"Pemerintah harus serius. Setidaknya harus ada payung hukum berbentuk perpres, dimana ini menyangkut berbagai intansi terkait, sehingga perencanaan terkait susu ini lebih bagus, tidak seperti sekarang," tandas Teguh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×