kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.855   10,00   0,06%
  • IDX 7.383   69,47   0,95%
  • KOMPAS100 1.121   5,46   0,49%
  • LQ45 876   1,40   0,16%
  • ISSI 225   0,73   0,33%
  • IDX30 448   1,01   0,23%
  • IDXHIDIV20 536   0,07   0,01%
  • IDX80 127   0,45   0,36%
  • IDXV30 130   -0,11   -0,09%
  • IDXQ30 148   0,02   0,01%

Produsen Baru Terus Ekspansi, Persaingan Pasar Motor Listrik Makin Ketat


Selasa, 21 Mei 2024 / 21:36 WIB
Produsen Baru Terus Ekspansi, Persaingan Pasar Motor Listrik Makin Ketat
ILUSTRASI. Pengunjung memperhatikan kendaraan listrik yang dipajang dalam Pameran otomotif Periklindo Electric Vehicles Show (PEVS) 2024 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (1/5/2024). Pameran kendaraan listrik terbesar di Asia Tenggara tersebut diikuti 116 peserta dari merek mobil dan motor listrik, industri pendukung, hingga aksesoris kendaraan dengan target transaksi Rp400 miliar. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/tom.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persaingan pasar sepeda motor listrik Indonesia makin ketat seiring kedatangan beberapa investor baru. Kini, para produsen dan stakholder terkait ditantang untuk meyakinkan konsumen agar benar-benar mau beralih menggunakan motor listrik.

Seperti yang diketahui, bulan Mei ini dua pabrikan motor listrik China berekspansi ke Indonesia.

Pertama, PT Sunra Asia Pasific Hi-Tech atau Sunra Indonesia yang memulai pembangunan pabrik motor listrik di Kawasan Industri Kendal, Jawa Tengah dengan rencana investasi US$ 120 juta. Pabrik yang dibangun di lahan seluas 12,7 hektare (Ha) ini akan siap beroperasi pada 2025.

Kedua, ada PT Yadea Teknologi Indonesia yang membangun pabrik motor listrik di Kawasan Industri Karawang milik PT Suryacipta Swadaya. Berbekal investasi lebih dari US$ 150 juta, pabrik ini akan beroperasi pada 2026.

Baca Juga: Honda Tegaskan Komitmennya Penuhi Target Elektrifikasi 100% di Tahun 2040

Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli) Budi Setiyadi mengatakan, keberadaan program subsidi pembelian motor listrik sebanyak Rp 7 juta per unit dan besarnya pasar otomotif Indonesia menjadi daya tarik bagi para investor.

Aismoli juga mengklaim, komponen-komponen motor listrik kini semakin banyak yang bisa diproduksi di dalam negeri. Tinggal baterai motor listrik saja yang produksinya masih terbatas. Ini tentu akan mempermudah pabrikan motor listrik baru yang ekspansi di Indonesia.

"Sekarang ada 20 lebih merek motor listrik yang memiliki TKDN minimal 40%," kata Budi, Selasa (21/5).

Pasar motor listrik nasional jelas tambah sesak lantaran banyak produsen lokal dan asing yang bermain di sana. Hanya produsen dengan strategi bisnis berkelanjutan serta punya beragam inovasi produk dan layanan yang diperkirakan dapat bertahan di pasar secara jangka panjang.

Di samping itu, konsumen kini diuntungkan karena pilihan motor listrik baru semakin banyak, termasuk yang ikut program subsidi.

Baca Juga: Sepeda Bersama Indonesia (BIKE) Mengayuh Target Penjualan Rp 550 Miliar

Mengutip situs Sisapira, ada 19 merek dan puluhan model motor listrik bersubsidi yang bisa dibeli konsumen. Hingga Selasa (21/5), terdapat 15.109 unit motor listrik bersubdisi yang tersalurkan ke konsumen, atau lebih tinggi dari capaian tahun 2023 yaitu sebanyak 11.532 unit.

Walau begitu, Aismoli tidak menutup mata bahwa sebagian masyarakat masih enggan membeli motor listrik.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×