kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.894.000   -12.000   -0,63%
  • USD/IDR 16.270   22,00   0,14%
  • IDX 6.932   27,39   0,40%
  • KOMPAS100 1.008   5,71   0,57%
  • LQ45 766   4,11   0,54%
  • ISSI 229   1,51   0,66%
  • IDX30 394   0,55   0,14%
  • IDXHIDIV20 454   0,38   0,08%
  • IDX80 113   0,80   0,72%
  • IDXV30 114   0,28   0,25%
  • IDXQ30 127   0,20   0,15%

Produsen mebel kian sengit dalam menggaet pembeli


Kamis, 08 Maret 2012 / 08:00 WIB
Produsen mebel kian sengit dalam menggaet pembeli
Drama Korea terbaru Mouse yang tayang di tvN.


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Persaingan industri mebel semakin sengit. Hal ini karena pasar tujuan ekspor seperti Amerika Serikat dan Eropa sedang terkena krisis global. Hasilnya, permintaan furnitur dari pasar ekspor makin berkurang.

Prieyo Pratomo, Executive Advisor Asosiasi Industri Permebelan & Kerajinan Indonesia (Asmindo) menggambarkan, persaingan negara-negara produsen mebel, terutama negara-negara ASEAN dan China memang baru akan terlihat pada bulan ini sampai April. Kemudian, persaingan akan berlanjut pada September sampai Oktober nanti.

Sebab pada bulan-bulan tersebut, akan ada pameran furnitur berskala internasional di negara-negara produsen secara berurutan. Misalnya, akan ada pameran Malaysian International Furniture Fair mulai 6 Maret kemarin. Kemudian menyusul International Furniture Fair Singapore-ASEAN Furniture Show, Furniture & Craft Fair Indonesia dan ada juga pameran serupa di Vietnam.

Pada acara-acara pameran itulah, para pembeli dari negara-negara tujuan ekspor memanfaatkan peluang untuk menentukan produk dari negara mana yang akan mereka beli.

Untuk menyiasati sengitnya persaingan memperebutkan ceruk pasar yang mengecil itu, desain produk menjadi sangat penting. Maklum, kalangan menengah ke atas memiliki selera yang lebih tinggi ketimbang kalangan bawah yang mayoritas hanya menggunakan mebel sebagai perlengkapan rumah tangga. "Kalau orang kaya, kan, furnitur itu untuk dikoleksi dan juga gaya hidup. Makanya, penting untuk membuat produk yang bagus secara desain," ujar Prieyo.

Division of Marketing & Promotion Head Asmindo, Andre Sundriyo sepakat dengan Prieyo. Dia mengatakan, pembeli dari pasar ekspor tradisional seperti Amerika serikat dan negara Eropa hanya memiliki waktu sebentar untuk mengikuti pameran furniture dari satu negara ke negara lain. Hal ini karena jadwal pameran furniture tersebut memang tak lama.

Untuk itulah, untuk menggaet para pembeli yang tak punya banyak waktu, produsen harus menampilkan kualitas desain yang sangat bagus untuk memikat minat pembeli. Andre mengungkapkan, Indonesia kaya sumber daya alam yang bisa menunjang industri mebel.

Namun secara desain, para perajin kita mayoritas selalu membuat sesuai dengan pesanan pembeli. Sehingga yang terjadi mereka tidak memiliki kekhasan dalam mendesain sebuah produk mebel.

Dampaknya ketika pasar tersebut hilang karena krisis, produsen kehilangan peluang untuk mengincar pasar lain karena pasar baru yang diincar tidak tertarik dengan desain mebel yang biasa dibuat produsen mebel nasional. "Makanya waktu pasarnya hilang karena krisis, produknya sulit terserap," katanya.

Dia bilang saat krisis global rata-rata penjualan di setiap negara produsen mebel seperti negara ASEAN dan China mengalami penurunan ekspor sebesar 20%.

Sekadar informasi, Asmindo mencatat ekspor mebel tahun lalu hanya sebesar US$2,18 miliar atau turun 20% dari tahun 2010. Tahun ini Asmindo berharap eskpornya bisa menyamai tahun 2010.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×