Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - SOROWAKO. Ford Motor Co, perusahaan mobil global asal Amerika Serikat, perdana memasuki bisnis hulu pertambangan nikel di Indonesia bersama dengan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan Zhejiang Huayou Cobalt Co.
Ford, Vale Indonesia, dan Huayou menandatangani perjanjian final pernyataan modal di Proyek High-Pressure Acid Leach (HPAL) Blok Pomalaa senilai Rp 67,5 triliun melalui kesepakatan definitif yang turut dihadiri Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kamis (30/3).
Kesepakatan ini merupakan kelanjutan dari groundreaking Blok Pomalaa Vale Indonesia pada November 2022.
Chief Government Affairs Officer Ford Motor Company, Christoper Smith menyampaikan Indonesia memegang peranan penting, bahkan bisa dikatakan sebagai bagian kritis dalam mendukung rantai pasok bahan baku pengembangan kendaraan listrik.
“Rencana kami adalah dapat menghasilkan laju produksi 2 juta EV pada akhir 2026 dan skala lebih lanjut secara bertahap,” ujarnya di konferensi pers di Taman Kehati di Sorowako, Kamis (30/3).
Baca Juga: Soal Nasib Vale di Indonesia, Jokowi: Masih Dalam Proses Kalkulasi
Menurutnya, kendaraan elektrik memiliki rantai pasok yang sangat berbeda dan lebih menantang dibandingkan kendaraan bahan bakar minyak (BBM) atau internal combution engine (ICE).
Maka itu, pihaknya menjalin kerja sama strategis dengan Vale Indonesia dan Huayou untuk memenuhi kebutuhan nikel Perusahaan. “Ini merupakan langkah penting bagi kami,” ujarnya.
Vice President industrialisasi Ford Model e EV, Lisa Drake menjelaskan, kerangka kerja ini memberikan kendali langsung kepada Ford untuk mendapatkan nikel yang dibutuhkan dengan salah satu pendekatan industri berbiaya terendah.
“Ini memungkinkan kami memastikan nikel telah ditambang sejalan dengan target keberlanjutan perusahaan kami, menetapkan standar ESG yang tepat saat kami mengukur,” kata Drake.
Drake menegaskan, bekerja dengan cara ini menempatkan Ford pada posisi yang memudahkan EV dapat diakses oleh jutaan orang dan dengan tetap melindungi manusia dan planet dengan lebih baik.
Asal tahu saja, proyek high pressure acid leaching (HPAL) Blok Pomalaa akan mengolah bijih yang dipasok oleh Vale Indonesia dari tambang Blok Pomalaa untuk menghasilkan nikel dalam bentuk mixed hydroxide precipitate (MHP), produk nikel berbiaya rendah yang digunakan dalam baterai EV dengan katoda kaya nikel.
Pabrik HPAL ini akan beroperasi di bawah naungan PT Kolaka Nickel Indonesia di Blok Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, Indonesia. Adapun proyek ini dapat menghasilkan hingga 120 kiloton MHP per tahun.
Persiapan lokasi awal Proyek HPAL Blok Pomalaa telah dimulai, dan konstruksi penuh diharapkan dapat dimulai tahun ini dan ditargetkan bisa beroperasi komersial pada 2026.
Mengutip laman resmi Huayou, setelah proyek ini selesai, Huayou Cobalt akan memasok sekitar 84.000 ton produk bahan baterai setara nikel ke Ford Motor setiap tahunnya.
George Fang, Senior Vice President Huayou menyampaikan, Huayou adalah perusahaan berbasis teknologi, dan produsen bahan baterai energi baru ramah lingkungan, rendah karbon, dan berstandar ESG tinggi.
“Kerja sama strategis ini merupakan salah satu proyek unggulan di bawah sinergi BRI-GMF, juga menghubungkan sumber daya nikel dan kobalt Indonesia dengan pembuat EV melalui kapabilitas canggih Huayou dan teknologi HPAL,” ujarnya dalam kesempatan yang sama.
Kerja sama ini merupakan model bisnis rantai nilai EV yang akan memberikan kontribusi yang luar biasa bagi perkembangan ekologi industri EV di Indonesia.
“Upaya bersama ketiga pihak bertujuan untuk menciptakan pengaruh yang sangat positif terhadap perkembangan ekonomi dan sosial Indonesia, serta industri EV global dan rantai pasokannya,” kata Fang.
CEO PT Vale Indonesia, Febriany Eddy menyatakan konsistensi dari praktik keberlanjutan INCO mampu menarik investor global dari mobil listrik dan baterai listrik untuk mau berinvestasi di Indonesia.
Febriany juga memastikan, Vale percaya dengan Huayou yang memiliki rekam jejak baik dalam membangun dan mengoperasikan pabrik HPAL sesuai dengan standar keberlanjutan internasional.
Dalam kerja sama ini INCO sebagai pihak yang akan mendukung dari sisi pertambangannya.
“PT Vale menjadi penyuplai penuh atas bijih yang dibutuhkan, yang akan disuplai dari tambang berkelanjutan kami,” ujarnya.
Baca Juga: Jokowi Apresiasi Proyek Kerja Sama 4 Negara Bangun Smelter Nikel Senilai Rp 67,5 T
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News