Reporter: Agung Hidayat | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP) meluncurkan produk baru varian dari semen slag. Dengan menggunakan nama Tiga Roda (TR) Superslag, INTP menjadi pemain semen nomor dua di domestik setelah PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) yang menjajal bisnis semen ramah lingkungan ini.
Antonius Marcos, Sekretaris Perusahaan INTP mengatakan, pihaknya belum menargetkan penjualan semen ini secara khusus. “Tapi lini pabrik kami punya kapasitas produksi semen slag 400.000 ton-500.000 ton per tahun,” terang Antonius kepada KONTAN, Senin (18/9).
Sekadar informasi, semen slag diproduksi dari grinding blast furnace pengolahan logam yang dicampur dengan clinker dan batu kapur gypsum. Sampai saat ini hanya pabrikan PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) melalui beberapa unit usahanya yang menghasilkan slag tersebut.
Karena tidak melalui proses pembakaran yang tinggi, semen ini diklaim ramah lingkungan dan efisien diproduksi. “Semen slag ini hemat 50%-60% energi dibandingkan dengan semen biasa,” terang Antonius.
Untuk bahan baku slag, INTP mendapatkan dari sebagian dari Krakatau Posco dan sisanya dari beberapa pabrikan. Potensi produk ini, menurut Antonius, peluangnya masih besar. Khususnya di Indonesia, INTP berharap masyarakat mengenal lebih baik mengenai semen slag dan tidak ragu untuk menggunakannya.
PT Bosowa Semen pun tertarik saja memproduksi semen slag. “Kalau ada akses slag dengan harga murah, mungkin kami bisa coba,” kata Rachmat Kaimuddin, Managing Director PT Bosowa Semen kepada KONTAN.
Pasalnya selama ini, ketersediaan limbah blast furnace slag di Indonesia masih sedikit dan hanya ada di PT Krakatau Posco. “Jumlahnya terbatas, kecuali kalau diimpor dari luar. Tapi sekarang di pasar dunia, infonya slag sulit didapat,” ujar Rachmat.
Bagi Rachmat, semen slag ialah inovasi yang bagus untuk untuk pemanfaatan limbah. Namun, bukan berarti posisi semen slag tidak bisa digantikan dengan semen biasa plus campuran material lainnya.
Sedangkan SMGR telah menjajal pasar dengan semen slag pertamanya, Maxstrength. Dengan menggunakan grinding (mesin aduk) di Cigading, pabrik SMGR ini memiliki kapasitas produksi 1 juta ton-2 juta ton per tahun. “Jadi slag powder yang diproduksi oleh PT Krakatau Semen Indonesia (KSI), Cilegon dipakai untuk produksi semen tersebut,” terang Agung Wiharto, Sekretaris Perusahaan SMGR.
KSI adalah usaha patungan antara SMGR dengan KRAS yang membangun pabrik slag powder dengan nilai investasi mencapai Rp 451 miliar. Meski anak usaha dari SMGR, pabrik KSI tidak hanya dipatok untuk suplai slag powder hanya kepada Semen Indonesia.
Agung memafhumi bahwa KRAS sebagai entitas pengendali 50% dari KSI juga berorientasi pada pasar. “Sebab ini bisnis yang kompetitif. Walau begitu, KSI tetap memprioritaskan suplai ke Semen Indonesia. Namun Krakatau Steel pasti berkembang sehingga kedepannya tidak harus suplai hanya ke kami saja,” imbuh Agung.
Saat ini semen slag SMGR masih dalam bentuk curah (bulk). Sehingga, kata Agung, Maxstrength semuanya diserap untuk penggunaan proyek. “Keunggulan semen slag ini, punya daya recovery sendiri dan tidak gampang rusak. Umurnya pun lebih panjang ketimbang semen biasa,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News