Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Maraknya peredaran perangkat lunak (software) bajakan tidak menciutkan nyali industri software lokal. Buktinya, mereka tetap mematok target penjualan tinggi tahun ini.
Salah satunya adalah PT Andal Software Sejahtera. Perusahaan software lokal ini menargetkan penjualannya tahun ini akan tumbuh hingga 100%. "Kami optimistis target ini tercapai. Tahun lalu, bisnis kami tumbuh lebih dari 50%," ujar Direktur Utama Andal Software Sejahtera, Indra Sosrodjojo, akhir pekan lalu.
Perusahaan pembuat software untuk rekrutmen karyawan ini menilai, marak nya aksi pembajakan tidak menutup peluang untuk mengapai pertumbuhan. "Soalnya, kami tidak hanya menjual tapi juga menerapkan sistem sewa," ucap Indra.
Dengan sistem sewa, konsumen tidak perlu menggunakan software secara menyeluruh dengan jangka waktu tertentu. "Jadi, ini jauh lebih efisien. Selain itu, biayanya juga lebih murah," ujar Indra.
Selain strategi itu, Andal juga menerapkan strategi pemasaran berbeda. Mereka tidak hanya berjualan lewat brosur, tapi juga dalam bentuk seminar dan demo. Dengan cara ini, mereka bisa memperkenalkan produknya secara lebih mendalam kepada konsumen. "Sebab, perangkat software tidak mudah dijalankan oleh orang awam. Karena itu, pemasarannya dalam bentuk seminar dan demo," ungkap Indra.
Bukan hanya PT Andal Software Sejahtera yang menargetkan pertumbuhan penjualan tahun ini. PT Zahir International yang memproduksi software akuntansi juga optimistis penjualan tahun ini bakal tumbuh. Muhamad Ismail, Direktur PT Zahir International, menargetkan pertumbuhan penjualan hingga 50%. "Tahun lalu, kami tumbuh 30%," katanya.
Ismail optimistis karena pasar software domestik sudah mulai kondusif. Ia bilang, penegakan hukum dalam mengatasi pembajakan software telah meningkat.
Untuk menggapai target itu, Zahir International sudah menyiapkan sejumlah strategi khusus. Di antaranya, berusaha mengimbangi harga software bajakan. Caranya, dengan menawarkan paket diskon hingga 20%. "Kami juga menawarkan voucher software isi ulang. Harga software kami cuma Rp 1 juta - Rp 15 juta. Nah, dengan membeli voucher isi ulang, maka pelanggan cukup membayar Rp 100.000 per bulan," ungkap Ismail.
Business Software Alliance (BSA) mengakui pendapatan produsen lokal bakal meningkat. "Tapi, tetap penegakan hukum perlu ditingkatkan lagi agar mereka dapat lebih inovatif," kata Perwakilan BSA Donny A. Sheyoputra
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News