Reporter: Filemon Agung | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana pemerintah menerapkan program campuran biodiesel 35% atau B35 dinilai bakal berdampak positif untuk industri kelapa sawit.
Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Eddy Martono menilai, kebijakan ini berpotensi membantu penyerapan crude palm oil (CPO) dalam negeri. Terlebih saat ini pasokan dalam negeri masih melimpah akibat ekspor yang belum lancar.
"(Juga) dapat membantu menaikkan harga tandan buah segar (TBS) petani," kata Eddy kepada Kontan.co.id, Jumat (8/7).
Eddy melanjutkan, kebijakan ini setidaknya bisa memberikan sentimen positif karena akan mendorong permintaan CPO.
Baca Juga: Indonesia Tunggu Putusan Sidang Gugatan Diskriminasi Sawit oleh Uni Eropa di WTO
Sebelumnya, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Dadan Kusdiana mengatakan, implementasi B35 diharapkan ikut meningkatkan serapan sawit.
"Ya ini konteksnya dalam industri sawit nasional, konteksnya dari situ sekarang kan harga sawit turun. Jadi dalam konteks itu kalau dinaikkan permintaan dan harganya naik ini dalam rangka menolong harga tandan buah segar (TBS) semakin bagus, sekarang kan turun," terang Dadan ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Kamis malam (7/7).
Dadan menambahkan, sebetulnya uji lab telah dilakukan untuk program B40. Kendati demikian, hingga sisa tahun ini implementasi akan dilakukan bertahap dengan memulai program B35 terlebih dahulu.
Pemerintah memastikan belum akan memulai implementasi B40 tahun ini. Namun, sejumlah uji coba dan kajian untuk penerapan B40 terus berlangsung.
Baca Juga: Pemerintah Akan Jalankan Program Biodiesel 35% atau B35 Akhir Bulan Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News