Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kerja sama antara industri dengan dunia pendidikan khususnya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan hal yang penting. Terlebih kebutuhan untuk meningkatkan penguasaan teknologi dan kompetensi sehingga dapat memenuhi kebutuhan dunia industri.
“Link and match antara sektor pendidikan dan industri merupakan hal yang harus terus ditingkatkan. Selain dapat mengatasi ketertinggalan dalam penguasaan teknologi, link and match ini dapat meningkatkan serapan tenaga kerja dari SMK oleh industri” jelas Adrianus Yose Rino Direktur DNA Initiative dalam acara The Indonesia’s First Rotary Drilling Rig Operator Training Class Graduation Ceremony melalui keterangannya, Jumat (15/3).
Menurut Rino, upaya link and match ini sudah didorong oleh pemerintah melalui Inpres No. 9/2016 tentang Revitalisasi SMK. Melalui inpres ini, pemerintah mendorong agar sektor industri bekerjasama dengan SMK. Dengan demikian, para siswa SMK dapat meningkatkan kemampuan teknisnya dan diharapkan dapat terserap oleh industri.
“Terdapat kurikulum berbasis industri yang dapat diintegrasikan dengan kurikulum yang sudah diterapkan di SMK. Apabila kurikulum berbasis industri ini diintegrasikan dengan Praktek Kerja Industri (Prakerin) seperti yang saat ini DNA Initiative lakukan bersama PT IPB dan beberapa SMK, maka akan ada alih teknologi sehingga sekolah tidak tertinggal teknologinya dari dunia industri dan dapat menghasilkan tenaga yang terlatih serta handal untuk diserap oleh industri” papar Rino.
DNA Initiative sebagai lembaga yang menjembatani dunia pendidikan dan sektor industri diinisiasi pada tahun 2015 oleh beberapa sekolah pionir di antaranya SMK Muhammadiyah 1 Weleri, SMK Maarif Kudus, dan SMK negeri Guguak Limapulu Kuto.
“Pada wisuda kali ini, kami meluluskan 19 siswa SMK yang sudah mengikuti Prakerin bersama dengan PT. IPB selama 6 bulan dari 3 September 2018 hingga 3 Maret 2019. Kami harapkan nantinya akan lebih banyak lagi sekolah yang aktif bekerjasama dan menerapkan kurikulum berbasis industri” ungkap Rino.
Terdapat empat sekolah yang mengikutsertakan siswanya dalam program Prakerin bersama PT. IPB yang bergerak di sektor alat berat. Keempat sekolah tersebut adalah SMK Mutu Bandongan Magelang, SMK Samudra Nusantara Cirebon, SMK PGRI 2 Ponorogo, dan SMK Diponegoro Karang Anyar Pekalongan.
“Saya berharap siswa yang sudah berhasil diwisuda dan langsung diterima bekerja sebagai karyawan PT. IPB tidak lekas merasa puas. Mereka tetap harus terus belajar sehingga dapat meningkatkan ilmu yang mereka dapat dan nantinya berhasil meraih cita-cita yang sudah diimpikan” jelas Rino.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News