kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.930.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.230   -112,00   -0,69%
  • IDX 7.214   47,18   0,66%
  • KOMPAS100 1.053   7,20   0,69%
  • LQ45 817   1,53   0,19%
  • ISSI 226   1,45   0,65%
  • IDX30 427   0,84   0,20%
  • IDXHIDIV20 504   -0,63   -0,12%
  • IDX80 118   0,18   0,16%
  • IDXV30 119   -0,23   -0,19%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,20%

Propan targetkan bisnis tumbuh 20% tahun ini


Minggu, 03 September 2017 / 19:36 WIB
Propan targetkan bisnis tumbuh 20% tahun ini


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - PT Propan Raya Industrial Coating Chemical (CIC) menargetkan pertumbuhan pendapatan perusahan sekitar 10-20% sampai akhir tahun nanti. Namun Chief Executive Officer (CEO) Propan Raya, Kris Rianto Adidarma enggan menyebutkan angka pastinya. “Kami cukup optimistis. Sedangkan sampai akhir tahun ini, harapannya total produksi cat kami bisa 90.000 ton,” sebutnya.

Jumlah produksi tersebut dijanjikan akan terus meningkat seiring dengan digenjotnya utilisasi pabrik baru di Tangerang. Asal tahu saja, pabrik baru tersebut memproduksi dengan spesifikasi cat air untuk tembok, salah satu produk paling baru milik Propan yakni cat synthetic.

Selama ini, kata Kris, komposisi segmen penjualan Propan masih didominasi oleh ritel sebanyak 70%. Sementara pendapatan dari proyek masih 30%. “Salah satu proyek seperti Pakubuwono (real estate) pakai cat kami. Cukup banyak proyek besar yang pakai Propan,” tukasnya.

Periode seperti Lebaran merupakan bulan terbaik dalam perolehan penjualan Propan. Kris mengaku, perusahaannya bisa mendapatkan pendapatan dua kali lipat saat periode Ramadan dan Lebaran dibandingkan bulan lainnya. “Jelang dan setelah Lebaran biasanya diiringi kebutuhan untuk memperbaiki atau memperindah rumah,” sebutnya.

Saat ini d itengah kompetisi dan berbagai merk, Propan masih mengempit 10% pangsa pasar nasional. “Harapannya, dalam lima tahun ke depan, market share kami bisa meningkat 40-50%,” ujar Kris.

Kris mengatakan perusahaan akan terus memperkuat branding dan masuk ke pasar dengan harga yang tepat. “Propan sebelumnya ialah market leader di cat kayu, kami akan masuk dengan harga yang cocok di pasar,” terangnya.

Persoalan yang dihadapi pebisnis cat saat ini, menurut Kris, ialah soal harga bahan baku cenderung naik. “Bahan baku antara 40-60% masih didapat dari impor,” katanya. Bahan baku tersebut sebagian besar berasal dari produk hulu petrokimia seperti resin, kalsium karbonat, zat aditif lainnya dan sebagainya.

“Kalau resin masih ada di lokal, namun pigmen warna atau zat aditif lainnya kebanyakan impor,” sebut Kris. Beberapa produk tersebut didapat dari produsen-produsen kimia ternama, salah satunya Dow Chemical yang baru-baru ini mengumumkan merger US$ 130 miliar dengan Dopunt, keduanya berasal dari Amerika Serikat.

Selain itu, tantangan bisnis cat lebih dirasakan oleh pendistribusian di dalam negeri. “Infrastruktur di Indonesia ini cukup menantang, dan terakhir soal hambatan ialah kompetisi antar pemain masih kuat,” pungkas Kris.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×