Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Leads Property memprediksi bahwa sektor lahan industri dan rumah tapak akan menopang pasar properti pada tahun 2026.
Associate Director Head of Industrial Services Leads Property, Esti Susanti menerangkan, permintaan kumulatif lahan industri akan meningkat sebesar 190 hingga 200 hektar pada 2026.
Hal ini terutama didorong oleh permintaan perusahaan-perusahaan asal Tiongkok yang melihat besarnya pangsa pasar konsumsi Indonesia sekaligus pasca dihambat kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.
Demi mengurangi dampak tarif, pengusaha Tiongkok kata Esti harus mendiversfikasi lokasi produksi untuk memitigasi risiko geopolitik dan tarif. “Dan yang mereka target adalah pabrik siap pakai dalam bentuk transaksi sewa, bukan beli. Karena kalau beli proses akuisisinya cukup lama, sedangkan mereka maunya ‘Hari ini saya datang, besok saya sudah bisa produksi’ untuk bisa langsung ekspor,” papar Esti dalam Jakarta Property Market Insight di Jakarta, Kamis (20/11/2025).
Baca Juga: Pasar Properti Jakarta Membaik, permintaan Industri, Logistik dan Pusat Data melesat
Selain itu, transaksi sewa yang umumnya dilakukan selama 3-5 tahun kata Esti juga dilakukan para pengusaha Tiongkok untuk menguji pasar dan menilai efisiensi tenaga kerja dan logistik. Adapun, spesifikasi bangunan yang diminati yakni gudang modern dan pabrik siap pakaiu.
Berdasarkan riset yang dilakukan Leads Property hingga kuartal III 2025, total pasokan lahan industri di Jabodetabek yakni sebesar 13,8 ribu hektar. Dari total tersebut, ada sebesar 24 hektar pasokan lahan baru di antara kawasan industri di Jabodetabek.
Kemudian, sebanyak 26 hektar penjualan lahan industri Jakarta dan sekitarnya didominasi oleh kawasan Bekasi dan Cikarang, dan didominasi oleh industri logistik, farmasi/kesehatan, tekstik, dan barang konsumsi.
Esti menilai, industri data center dengan skala medium to hyperscale akan mengincar kawasan industri ke depan.
Tahun depan, Leads Property memprediksi akan ada sekitar 230 ribu meter persegi pasokan baru gudang dan pabrik siap pakai di Jabodetabek, dengan tingkat hunian stabil di kisaran 90%-92%. Adapun, harga sewa akan naik 1%-2%. Namun, ada indikasi bahwa pasokan yang ada belum mampu menyerap permintaan tersebut.
Baca Juga: Bekasi Jadi Magnet Baru Orang Tajir, Rumah Super Mewah Summarecon Laku Keras
Dari sisi outlook rumah tapak pada 2026, Associate Director Research & Consultancy Leads Property, Martin Hutapea mencermati, pendorong utama permintaan ini tetap berasal dari faktor populasi.
Sebab, Indonesia memiliki jumlah penduduk besar dengan pertumbuhan yang masih positif. Artinya, kebutuhan terhadap hunian pada akhirnya akan terus muncul sehingga cepat atau lambat masyarakat pasti membeli tempat tinggal.
Saat ini pun, dia mengamati, preferensi masyarakat mayoritas masih condong pada pembelian rumah rumah tapak. “Kita juga lihat banyak launching (rumah tapak baru) sejak kuartal 2 hingga kuartal 4 tahun ini,” ujar Martin dalam kesempatan yang sama.
Terkait pembiayaan, lanjut Martin, dia menyadari memang tren Kredit Pemilikan Rumah (KPR) tengah melambat. Namun menurutnya, bank memiliki fleksibilitas untuk membantu konsumen melalui penyesuaian tenor.
Dia bercerita, di lapangan, ada kasus di mana pengajuan KPR ditolak karena calon debitur tidak memenuhi ketentuan kemampuan bayar. Namun, pihak bank biasanya menawarkan solusi dengan memperpanjang tenor.
Baca Juga: Sektor Properti Berperan Kuat Mendorong Pertumbuhan Ekonomi pada 2026
“Jadi misalnya 15 tahun, enggak lolos, disarankan dipanjangkan jadi 20 tahun, pasti lolos. Jadi menurut kami, itu salah satu strategi juga yang dibantu oleh perbankan,” jelasnya dalam kesempatan yang sama.
Adapun hingga kuartal III-2025, Leads Property mencatat ada sebanyak 193 ribu unit total pasokan rumah tapak di Jabodetabek di mana Tangerang mendominasi yakni sekitar 46%.
Kemudian, tingkat penjualan rata-ratanya mencapai 93,3%. Sedangkan, harga rata-rata per unitnya mengalami penurunan dari kuartal sebelumnya sekitar 2,5% ke Rp 2,4 miliar.
Dus pada tahun 2026, Leads Property memprediksi pasokan kumulatif rumah tapak di Jabodetabek akan meningkat sebesar 10.000 hingga 11.000 unit pada 2026, sedangkan permintaan kumulatifnya bakal naik 11.000-12.000 unit.
Dari sisi harga jual, angkanya ditaksir naik ke kisaran Rp 2,5 miliar-Rp2,6 miliar per unit.
Baca Juga: Ekonomi Lesu, Properti Ikut Terpuruk: Solusi Jitu Dorong Pembelian Rumah
Selanjutnya: Gandeng Jerman, Petani di Daerah Ini Berhasil Mendongkrak Pendapatan Hingga 15%
Menarik Dibaca: Hasil Australian Open 2025, Sembilan Wakil Indonesia Melenggang ke Perempat Final
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













