kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.175.000   4.000   0,18%
  • USD/IDR 16.742   -34,00   -0,20%
  • IDX 8.099   58,67   0,73%
  • KOMPAS100 1.123   8,34   0,75%
  • LQ45 803   6,91   0,87%
  • ISSI 282   2,37   0,85%
  • IDX30 422   3,62   0,87%
  • IDXHIDIV20 480   0,21   0,04%
  • IDX80 123   1,39   1,14%
  • IDXV30 134   0,51   0,38%
  • IDXQ30 133   0,20   0,15%

Properti lesu, Tamara Land ubah strategi


Selasa, 08 September 2015 / 13:40 WIB
Properti lesu, Tamara Land ubah strategi


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Gejolak nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat membuat pengembang properti empot-empotan. Saat daya beli masyarakat mulai menyusut, mereka harus memutar strategi agar cuan bisnis tetap mengalir.

Seperti yang dilakukan oleh pengembang properti Tamara Land. Pengembang ini mengubah strategi bisnis di proyek  mixed use Kebayoran Icon.

Anthony Putihrai, Presiden Direktur Tamara Land, Senin (7/9), mengungkapkan bahwa  perusahaan ini telah menjajakan total area 4.000 m² ruang kantor di proyek ini. Nah persoalannya, si pembeli mengembalikan hampir separuh dari unit area perkantoran tersebut, dengan pertimbangan kondisi keuangan mereka sedang ketat sehingga tak bisa membayar cicilan.

Atas kenyataan itu, manajemen Tamara Land lantas mengubah strategi. Meskipun kehilangan potensi marketing sales alias pendapatan pra penjualan, Tamara Land mendapatkan peluang mengantongi  recurring income alias pendapatan sewa. Pasalnya, pembeli yang mengembalikan unit perkantoran ini tetap menyewa ruangan tesebut, tapi bukan memilikinya.

Anthony mengklaim saat ini ada perusahaan teknologi informasi yang menyatakan niat memindahkan kantor ke Kebayoran Icon. Calon penyewa itu membutuhkan ruang kantor seluas 700 m². Lantas, ada pula perusahaan ritel dan restoran yang juga menaksir kantor mereka. "Kami bersyukur modal kami besar, dana emergency sudah disiapkan," terang Anthony.

Dia juga mengklaim depresiasi rupiah terhadap dollar AS masih bisa jadi peluang untuk mengembangkan bisnis. Hal itu berangkat dari perjalanan harga properti di proyek mereka do Kebayoran Icon, Jakarta Selatan, yang masih tumbuh.

Pada penawaran harga perdana apartemen tersebut tahun 2014, Tamara Land melego dengan harga jual Rp 19 juta per meter persegi (m²). Kini, harga naik  menjadi Rp 26 juta per m² hingga Rp 27 juta per m².

Tamara Land mengklaim 85% dari total unit yang ditawarkan sudah terjual. "Kami masih bisa nahan harga, kalau rupiah tidak turun lagi semua akan jadi mahal dan ini kesempatan untuk berinvestasi," terang Anthony

Dari 256 unit apartemen di proyek Kebayoran Icon, 15% yang tersisa adalah unit apartemen dengan luas 54 m². Selebihnya, unit berupa penthouse dan apartemen kecil berukuran 27 m², sudah terjual semua.

Tunda lego kondotel

Bukan hanya proyek perkantoran yang terpapar perlambatan ekonomi. Proyek ketiga yang juga ada di Kebayoran Icon, yakni kondominium hotel (kondotel) juga rentan akan hal itu. Dus, Tamara Land masih menahan diri untuk menawarkan penjualan.

Tamara Land akan menjual produk kondotel pada saat kondisi properti di tanah air membaik, yakni tahun depan. Mereka menargetkan akan menjual kondotel pada April atau Mei tahun 2016. "Kami sedang mengevaluasi untuk melepasnya di harga Rp 40 juta per m²," urai Anthony.

Kondotel tersebut akan menyandang nama Neo Kebayoran. Tamara Land akan bekerjasama dengan Archipelagi International (Aston Hotel), sebagai operator kondotel.

Selain Kebayoran Icon, Tamara Land sedang mempersiapkan dua proyek lain. Pertama, rencana groundbreaking alias memasang tiang pancang proyek Tamara Land Office pada November 2015. Ini adalah gedung perkantoran setinggi 16 lantai di atas lahan seluas 5.000 m².

Kedua, membangun hotel Neo Kalideres di Jakarta Barat. Tamara Land akan membangun proyek tersebut pada tahun depan. Hanya belum terang tepatnya kapan.       

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×