kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Prospek bisnis Kedaung Indah tahun depan masih bergantung pada situasi pandemi global


Senin, 29 November 2021 / 19:54 WIB
Prospek bisnis Kedaung Indah tahun depan masih bergantung pada situasi pandemi global
ILUSTRASI. perlengkapan rumah tangga atau table ware berbahan enamel dan kaleng produksi PT Kedaung Indah Can Tbk (KICI) Foto: Dok KICI


Reporter: Vina Elvira | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen enamel dan kaleng, PT Kedaung Indah Can Tbk (KICI) memandang prospek bisnis di tahun 2022 masih akan sangat bergantung pada situasi pandemi secara global. 

"Dan juga percepatan pemulihan, baik domestik maupun internasional," ungkap Sekretaris Perusahaan Kedaung Indah Can, Ing Hidayat saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (29/11). 

Meskipun kondisi bisnis Kedaung Indah di tahun depan masih akan menghadapi kondisi pandemi yang fluktuatif, pihaknya bilang perusahaan akan senantiasa berupaya meningkatkan penjualan, terutama untuk pasar ekspor. "Serta mencermati situasi pasar dengan menyesuaikan kebutuhan pasar dengan produk perseroan," tuturnya. 

Baca Juga: Begini proyeksi bisnis Kedaung Indah Can (KICI) di sisa tahun ini

Sebagaimana diketahui, kinerja ekspor KICI berhasil mencatatkan peningkatan signifikan di tahun ini. Berdasarkan laporan keuangan kuartal III-2021, penjualan ekspor KICI berhasil tumbuh 477,74% menjadi Rp 56,39 miliar. 

Sementara penjualan lokal, tercatat menyusut sebesar 16,85%, dari semula Rp 57,99 miliar di kuartal III-2020 menjadi Rp 48,21 miliar pada kuartal III-2021. Adapun, secara keseluruhan, perusahaan ini tercatat membukukan penjualan bersih sebesar Rp 104,59 miliar. Jumlah ini melesat 54,39% dari penjualan bersih di periode yang sama tahun lalu senilai Rp 67,74 miliar.

 

Dari sisi bottom line, KICI berhasil meraup laba periode berjalan hingga Rp 17,36 miliar. Padahal pada periode yang sama tahun lalu, perusahaan ini masih mencatatkan kerugian senilai Rp 1,63 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×