kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Prospek Bisnis Panel Surya di Indonesia Belum Banyak Perubahan


Senin, 22 Mei 2023 / 10:15 WIB
Prospek Bisnis Panel Surya di Indonesia Belum Banyak Perubahan
ILUSTRASI. Sky Energy (JSKY) sebut sampai dengan kuartal I 2023, prospek bisnis panel surya di Indonesia belum banyak perubahan


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sky Energy Indonesia Tbk (JSKY) perusahaan manufaktur panel surya, saat ini lebih mengandalkan pasar ekspor lantaran prospek bisnis di dalam negeri masih saja stagnan karena kebijakan yang tidak mendukung. 

Direktur Utama JSKY, Jung Fan menjelaskan sampai dengan kuartal I 2023, prospek bisnis panel surya di Indonesia belum banyak perubahan. Pemerintah belum membuat suatu gebrakan baru untuk mendukung perkembangan bisnis  di pasar domestik.  

Pasalnya kendala yang dihadapi industri panel surya dan PLTS secara umum ialah belum berjalannya Peraturan Menteri (Permen) ESDM No 26 Tahun 2021 tentang PLTS Atap secara optimal. PLN hanya memperbolehkan daya maksimal PLTS Atap 10%-15% dari daya terpasang. Adanya kabar pembatasan penggunaan PLTS Atap ini mempersulit pertumbuhan dan perkembangan industri panel surya di dalam negeri. 

Baca Juga: Tahun Ini, Sky Energy Indonesia (JSKY) Fokus Bidik Segmen Industri

“Namun untuk ekspor, kami masih cukup optimistis dengan prospek bisnis ke depan. Hal ini karena permintaan panel surya di beberapa negara terus meningkat melebihi kapasitas produksi di negara tersebut,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Senin (15/5). 

Jung Fan menyatakan saat ini pelanggan JSKY mayoritas berasal dari Jepang dan Amerika Serikat. Melihat peluang pasar ekspor yang masih menjanjikan, saat ini JSKY sedang mengkaji ekspansi pasar ke negara lain. 

Sampai dengan April 2023 Jung Fan mengakui kapasitas produksi JSKY selalu penuh (full capacity) karena beberapa pesanan sudah masuk. Adapun mesin pabrik Sky Energy diakui akan terus ngebul hingga beberapa bulan ke depan. Volume produksi bisa mencapai 2.000 hingga 6.000 pcs panel surya per bulan tergantung berapa Watt-peak (Wp) yang diproduksi. 

“Sehingga di akhir tahun ini kami optimistis memperoleh hasil lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya,” terangnya. 

Melansir keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jung Fan menjelaskan pada tahun ini pihaknya akan fokus melakukan sejumlah rencana atau strategi untuk memperbaiki kondisi perusahaan. 

Dia menerangkan, JSKY akan melakukan review terhadap pos-pos pengeluaran dan pemasukan untuk memulihkan dan menjaga stabilitas kondisi finansial Perusahaan. Kemudian melakukan rekap data keuangan dan penyusunan laporan keuangan tahun lalu yang masih belum terlaporkan agar dapat segera di sampaikan ke BEI. 

 

JSKY akan memperluas pasar ekspor melalui jejaring sosial dan menjaga hubungan dengan pelanggan tetap yakni ke Amerika dan Jepang. 

Pihaknya juga fokus pada pengembangan produk custom dan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) sebagai pasar yang paling kompetitif dengan kondisi Perusahaan saat ini. 

Nah di tahun depan, strategi bisnis JSKY akan memasuki tahap berikutnya yakni mematangkan rencana investasi mesin secara bertahap untuk meningkatkan kapasitas produksi. Rencana ini dipersiapkan dengan hati-hati untuk menjaga stabilitas finansial sehingga kapasitas produksi naik dan kondisi finansial tetap stabil. 

JSKY juga melakukan rebranding produk-produk melalui sosial media maupun Expo/pameran solar panel yang diadakan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×