Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten pengelola kawasan industri, PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST) tetap berfokus menyediakan tanah industri sesuai kebutuhan saat ini. Penjualan tanah memang menjadi kontributor utama pendapatan perusahaan dan perusahaan meyakini penjualan lahan dinilai masih akan mentereng.
"Masih tetap fokus untuk menyediakan tanah. Pemasaran masih difokuskan ke industri otomotif, logistic data center, dan Fast Moving Consumer Good (FMCG), saat ini pipeline ada 86 hektare" kata Seri, Head of Investor Relations Bekasi Fajar kepada Kontan.co.id, Senin (31/7).
Seri menerangkan, BEST sedang fokus pada pengembangan Befa Digital Town untuk memperoleh permintaan yang meningkat dari sektor teknolgoi.
Baca Juga: Laba Bekasi Fajar (BEST) Hanya Turun 1% Saat Pendapatan Melorot 9%, Ini Sebabnya
"Befa ditargetkan untuk industri inovatif dan teknologi sesuai dengan perkembangan pasar saat ini," ujar dia.
Asal tahu saja, BEST membukukan pendapatan Rp 312,13 miliar di semester I-2023. Jumlah itu menurun 9,59% dari Rp 345,24 miliar di periode yang sama tahun lalu. BEST mencatatkan kontribusi pendapatan dari penjualan tanah mencapai Rp 230,63 miliar. Kemudian diikuti dari pendapatan hotel Rp 5,11 miliar, maintenance hingga sewa menyumbang Rp 63,85 miliar.
BEST menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (Capex) sebesar Rp 300 miliar pada tahun ini. Mayoritas penggunaan dana capex tersebut bakal dialokasikan untuk ekspansi lahan.
Rencananya, 90% dari dana capex yang digelontorkan tahun ini akan digunakan sebagai modal pembelian lahan dan juga pembangunan infrastruktur. Sedangkan sisanya diperuntukkan pembangunan fasilitas dan infrastruktur pendukung lainnya di kawasan industri.
Adapun, BEST menargetkan untuk dapat meraih laba bersih sebesar Rp 100 miliar hingga tutup tahun nanti. Angka tersebut melesat 194,11% dibandingkan laba bersih pada tahun sebelumnya yang senilai Rp 34 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News