Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) mengatakan bahwa dua proyek bendungan yang digarapnya di Jawa Tengah, yakni Jragung dan Jlantah, sudah mencapai perkembangan lebih dari 80%.
Direktur Operasi II Waskita Karya Dhetik Ariyanto menyampaikan dukungan Bendungan Jragung yang diharapkan dapat menyuplai air irigasi, sehingga dapat meningkatkan produksi pertanian tiga kali tanam.
"Perkembangan pembangunan Bendungan Jragung sudah di atas 80%. Bendungan multifungsi di Kabupaten Semarang itu nantinya dapat menyuplai air ke Daerah Irigasi (DI) Jragung seluas kurang lebih 4.528 hektare (ha) di Kabupaten Demak dan Grobogan," urainya, Jumat (3/1).
Baca Juga: Anak Usaha Waskita Karya (WSKT) Lakukan Restrukturisasi Utang, Begini Detailnya
Bendungan berkapasitas tampung 90 juta meter kubik (m3) dan luas genangan 451 hektare (ha) tersebut diproyeksi juga dapat menyuplai air baku sebesar 1 m3 per detik ke Semarang, Demak, serta Grobogan dan mampu mereduksi banjir hingga 45%.
Dhetik mengatakan bahwa bendungan multifungsi ini turut mendukung ketahanan energi. Itu karena, berpotensi menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLMTH) berkapasitas sebesar 1.400 kilowatt (kw).
Ia menambahkan, keberadaan Bendungan Jragung juga bisa dikembangkan menjadi objek pariwisata maupun agrowisata. Dengan begitu, dapat melibatkan para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di sekitar lokasi.
Dhetik pun mengatakan, Bendungan Jlantah dapat mendorong ketahanan pangan sesuai arahan pemerintah dan Asta Cita Presiden. Proyek itu, lanjutnya, mampu meningkatkan produktivitas pertanian.
"Sebelumnya pengairan sawah di sekitar Kabupaten Karanganyar mengandalkan tadah hujan. Maka nantinya melalui saluran irigasi dari Bendungan Jlantah, panen bisa dilakukan sebanyak tiga kali dalam setahun, sehingga tidak lagi bergantung pada musim," tutur Dhetik.
Manfaat lainnya, lanjut dia, keberadaan Bendungan Jlantah bisa meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) dari 172% menjadi 272% pada lahan seluas 806 ha. IP pada lahan seluas 688 ha pun berpotensi mencapai 272%.
Dhetik menjelaskan, bendungan yang didesain dengan tinggi 70 meter dari pondasi terdalam dan memiliki panjang 404 meter tersebut memiliki kapasitas tampung sebanyak 10,97 meter kubik (m3).
Kemudian air baku yang bisa disuplai mencapai 150 liter per detik (l/dt) untuk Kecamatan Jumapolo, Kecamatan Jumantono, Kecamatan Jatipuro, Kabupaten Karanganyar.
"Bendungan Jlantah pun mampu mereduksi banjir di persawahan di Desa Bendosari, Kabupaten Sukorharjo, hingga 87 ha,” jelasnya.
Bendungan ini juga mendukung ketahanan energi, karena berpotensi sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLMTH) sebesar 0,625 Megawatt (Mw).
Selanjutnya: Prabowo Berencana Perluas Lahan Sawit, Walhi: Perpanjang Konflik di Sektor Sawit
Menarik Dibaca: Wilayah Ini Hujan Petir, Cek Prediksi Cuaca Besok (4/1) di Jawa Barat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News