Reporter: Widyasari Ginting | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Pertemuan PT Chevron Pacific Indonesia dengan pemerintah sepertinya tidak sia-sia. Pemerintah akhirnya memberi izin PT Chevron Pacific Indonesia menjalankan proyek Indonesia Deepwater Development (IDD) yang sudah diajukan sejak 2008.
Dalam pertemuan yang dilakukan di Kementerian Koordinator Perekonomian, Jumat (30/05/14) hadir Presiden Direktur Chevron Indonesia Albert Simanjuntak dan Managing Director Chevron Chuck Taylor.
Yanto Sianipar selaku Vice President Strategic Business Support menjelaskan, pihaknya telah melakukan presentasi kepada pemerintah terkait perkembangan IDD yang berlangsung di Selat Makassar.
PT Chevron Pasific Indonesia masih menunggu keputusan pemerintah terkait Final Investment Decision (FID). “Seharusnya sih FID bisa selesai 2014” ujar Yanto
Kepala BKPM Mahendra Siregar mengakui kalau perizinan pengelolaan gas lepas pantai memang terdiri dari banyak langkah yang harus ditempuh. Sehingga prosesnya tidaklah mudah.
Dalam pertemuan itu, PT Chevron Pacific Indonesia mengharapkan pemerintah untuk mempercepat FID untuk proyek IDD.
IDD merupakan proyek pengeboran migas di Selat Makassar. PT Chevron Pacific Indonesia berharap dapat memproduksi migas mulai 2016 – 2018. Dalam IDD rencanannya ada lima sumur yang digunakan, yakni di Gendalo, Gehem, Bangka, Maha dan Gandang.
Kepala SKK Migas Johannes Widjonarko menjelaskan, pengeboran laut yang dilakukan oleh PT Chevron Pacific Indonesia tidaklah mudah, dan tinggi dengan risiko. Pengeboran yang dilakukan PT Chevron Pacific Indonesia hingga kedalaman laut 1.500 meter, merupakan yang pertama untuk Indonesia
Faktor lain yang menyebabkan lambatnya perizinan untuk IDD menurut Johannes disebabkan oleh naiknya nilai investasi, dari US$ 6,0 miliar menjadi US$ 12 miliar. Nilai US$ 6,0 miliar itulah, yang semula diusulkan pada 2008.
“Ini kan sudah 6 tahun. 6 tahun ada kenaikan baja dan lain-lain, sehingga meningkat menjadi US$ 12 miliar,“ ujarnya. Nilai investasi yang mencapai US$ 12 milliar diharapkan mampu mengcover perekonomian Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Chairul Tanjung bilang bahwa proyek IDD dengan nilai investasi sebesar US$ 12 miliar itu penting untuk Indonesia. “mencari US$ 1 miliar saja susah,” ujarnya.
Ia berharap perizinan dari pemerintah sudah bisa diselesaikan pada beberapa minggu ke depan. Selain mendapatkan investasi yang masuk, Chairul bilang Indonesia juga akan mendapatkan revenue dari gas yang diperoleh.
Gas yang didapat dari IDD, diharapkan dapat menjadi alternatif gas yang bisa digunakan sebagai sumber energi untuk kebutuhan industri yang kian meningkat. Diperkirakan IDD mampu menghasilkan gas sebesar 2,3 TFC - 3,2 TFC.
Dijadwalkan PT Chevron Indonesia akan melakukan pengeboran pertama pada Juli 2014, dan mulai berproduksi pada 2016. “Rig sudah jalan dari Singapura menuju Bontang,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News