Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Program gasifikasi Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) diprediksi akan meningkatkan penggunaan gas dalam negeri.
Corporate Secretary, PT PLN Energi Primer Indonesia (EPI) Mamit Setiawan mengungkap, pihaknya akan memastikan pasokan gas untuk pembangkit berasal dari berbagai lapangan gas eksisting yang telah terhubung ke sistem.
Di antaranya berasal dari BP Tangguh, Energi Mega Persada (EMP Group), Pertamina EP Cepu (PEPC Group), Perusahaan Gas Negara (PGN) untuk Batam, Medco Energy, Husky-CNOOC Madura Limited (HCML), serta Pertamina Hulu Indonesia (PHI).
"Selain itu, kami mengantisipasi pasokan tambahan dari berakhirnya kontrak ekspor di Tangguh, Bontang, dan Donggi Senoro," ujar Mamit kepada Kontan, Sabtu (2/5).
Baca Juga: PLN Ungkap Penyebab Black Out di Bekasi: Ganguan Jaringan Tegangan Tinggi
Adapun terdapat pengembangan lapangan gas domestik lainnya yang sedang didorong mencakup Conrad-Duyung, Genting, South Andaman, ENI South Hub dan North Hub, INPEX Masela, serta Repsol-Saka Kemang.
Sebelumnya, Direktur Gas dan BBM PLN Energi Primer Indonesia (EPI) Rakhmad Dewanto mengatakan, konsumsi gas saat ini berada pada angka 1.470 Billion British Thermal Unit per Day (BBTUD) dan akan meningkat hingga 2027, disokong oleh kebutuhan gasifikasi yang telah beroperasi.
"Konsumsi gas saat ini 1.470 miliar BTU per hari atau 1.470 juta kaki kubik per hari, meningkat hingga tahun 2027 dengan adanya program gasifikasi yang telah beroperasi," ungkap Rahmad dalam rapat dengar bersama (RDP) komisi XII DPR, Senin (28/4).
Kebutuhan gas diprediksi akan meningkat lagi seiring dengan peningkatan demand. Jika ditambah dengan kebutuhan PLN Batam, kebutuhan gas akan naik dari 1.635 BBTUD menjadi 2.611 BBTUD di tahun 2034.
Dalam perkembangan proyek gasifikasi, PLN EPI mengembangkan empat kluster, yaitu kluster Nias, kluster Sulawesi Maluku, kluster Nusa Tenggara, dan kluster Papau Utara.
"Jadi untuk yang Nias ini harapannya untuk yang bridging-nya ini sudah bisa beroperasi di November atau Desember 2025. Sambil kita menunggu kapal fasilitas permanen di September 2027. Kemudian untuk Nusa Tenggara ini di Desember 2027. Sulawesi Maluku dan Papau Utara harapannya di bulan September 2027," jelasnya.
Selanjutnya: Gudang Bulog Bisa Serap hingga 4 Juta Ton Beras
Menarik Dibaca: 3 Rempah Paling Ampuh Atasi Tidak Enak Badan saat Musim Sakit
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News