Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - BONTANG. Perusahaan batubara PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) melalui anak usahanya PT Indominco Mandiri (IMM), terus memacu proyek gasifikasi batubara. Proyek yang diperkirakan menelan dana investasi sekitar US$ 200 juta ini ditargetkan dapat beroperasi secara komersial pada tahun 2025 mendatang.
Indominco Mandiri telah melakukan kajian awal proyek gasifikasi batubara ini bersama Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Tekmira) dan rampung pada akhir tahun 2022 lalu.
Hasilnya, proyek gasifikasi batubara dengan sistem bawah tanah (underground coal gasification/ UCG) tersebut memiliki potensi untuk dikembangkan.
"Dari kajian proyek ini saat kita garap ternyata hasilnya gas, sasaran kami akan untuk industri pupuk. Tahun ini kita akan melakukan uji coba untuk mengetahui karakteristik gasnya," kata Era Tjahya Saputra, Kepala Teknik Tambang Indominco Mandiri saat ditemui di Bontang, Sabtu (18/3).
Baca Juga: Bidik Peningkatan Kinerja, Indo Tambangraya (ITMG) Siapkan Capex US$ 84,3 Juta
Proyek gratifikasi batubara ITMG ini telah memiliki target market utamanya. Indominco Mandiri membeberkan rencananya untuk menandatangani nota kesepahaman(MoU) dengan PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) di bulan Maret 2023.
"Karena kalau tidak dekat pelanggan, akan ada biaya logistik dan proses. Kita dengan PKT memang sama-sama butuh. Dari data Tekmira, PKT dalam hal ini suplai gasnya terbatas mulai tahun 2027-2028," kata Era.
Ke depan Indominco Mandiri akan mentransfer gas hasil gasifikasi batubara ke PKT untuk mengolah pupuk sekitar 660.000 ton per tahun. Untuk memenuhi kebutuhan pupuk tersebut, Indominco Mandiri akan menyuplai batubara sekitar 2 juta-3 juta ton dalam proses gasifikasi.
Dengan kondisi tersebut, Indominco Mandiri optimistis proyek gasifikasi batubaranya dapat terealisasi dengan baik. Di satu sisi selain memiliki pasar jangka panjang yang jelas, pihaknya juga memiliki dukungan dari infrastruktur jaringan gas yang direncanakan akan memakai fasilitas existing dari Pertamina.
Proyek ini diproyeksikan dapat meningkatkan potensi keekonomian dari batubara yang sebelumnya tidak bisa ditambang. Lebih lagi sistem UCG yang tidak merusak area permukaan tanah dan akan mengurangi biaya pengeboran dan juga menjaga lingkungan.
"Kalau proyek ini berhasil potensi kita besar dan kami upayakan untuk berhasil. Saat ini potensi cadangan yang bisa ditambang hanya 30% saja, yang 70% tidak bisa bisa diambil karena skala keekonomian, biayanya mahal," kata Era.
Saat ini, rata-rata produksi batubara Indominco berkisar 6 juta-7 juta ton per tahunnya. Produksi tersebut di luar dari produksi batubara dari proyek UCG yang sekitar 2 juta-3 juta ton per tahun.
"Cadangan batubara kita sekitar 70 juta ton Jumlah ini bisa untuk mendukung operasional ITMG. Kita juga ekspor ke Cina, India, Banglades, dan ke Jepang," kata Era.
Baca Juga: Indo Tambangraya (ITMG) Anggarkan Capex US$ 84,3 Juta di 2023
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News