Reporter: Eldo Christoffel Rafael, Sugeng Adji Soenarso, Tri Sulistiowati | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekspansi proyek jalan tol Trans Jawa turut mengukuhkan prospek bisnis dan kinerja produsen beton pracetak. Secara umum, permintaan hingga tahun ini terus bertumbuh sehingga mendongkrak kinerja produsen beton.
Salah satu produsen yang meraup berkah dari proyek Trans Jawa adalah PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP). Anak usaha PT Waskita Karya Tbk (WSKT) ini menerima permintaan beton yang cukup dominan untuk mendukung beberapa proyek jalan tol Trans Jawa.
Sekretaris Perusahaan PT Waskita Beton Precast Tbk Ratna Ningrum mengemukakan, proyek infrastruktur pemerintah cenderung meningkat dalam beberapa tahun terakhir. "Otomatis hal tersebut ikut meningkatkan permintaan beton," ujar dia kepada KONTAN, belum lama ini.
Di proyek jalan tol Trans Jawa, misalnya, Waskita Beton mendapatkan nilai kontrak hingga mencapai Rp 11,67 triliun. Dari jumlah tersebut, Waskita Beton menggarap beberapa proyek jalan tol seperti ruas Kanci–Pejagan, Pejagan-Pemalang, Pemalang–Batang, Batang–Semarang, Solo-Ngawi, Ngawi–Kertosono, Krian Legundi Bunder Manyar (KLBM), serta Pasuran–Probolinggo.
Ratna menjelaskan, proyek-proyek yang diperoleh Waskita Beton selama tiga bulan pertama di tahun ini memang didominasi oleh proyek infrastruktur, khususnya jalan tol. Porsinya mencapai 75% dari total kontrak yang dikantongi. "Memang mayoritas proyek yang dikerjakan dalam kurun waktu lima tahun terakhir adalah proyek jalan tol," papar dia.
Tahun lalu, komposisi proyek jalan tol mendominasi hingga 80% dari total kontrak WSBP. Pada tahun ini, manajemen Waskita Beton memproyeksikan permintaan beton cenderung stabil. Namun di masa mendatang, Ratna tetap optimistis prospek bisnis beton kembali meningkat. Hal tersebut lantaran banyak proyek infrastruktur yang menjadi sumber permintaan beton pracetak seperti bandara, pelabuhan, serta perumahan terus bergulir.
Tahun ini, WSBP berencana menambah kapasitas produksi beton menjadi 3,75 juta ton per tahun. Sebelumnya kapasitas produksi WSBP sebesar 3,5 juta ton per tahun.
Untuk meningkatkan kapasitas produksi di sepanjang tahun ini, Waskita Beton mengalokasikan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai Rp 500 miliar.
Produsen beton lainnya, PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON), juga mengandalkan proyek infrastruktur. Yushadi, Manajer Investor Relations Wika Beton menyebutkan, perolehan kontrak hingga kini selalu didominasi oleh sektor infrastruktur. Dia menyebutkan, pada tahun lalu sektor infrastruktur menyumbang hingga 69% dari total kontrak.
"Tahun ini, kami memproyeksikan kontribusi sektor infrastruktur berkisar 50% hingga 60% dari total kontrak. Selanjutnya dari sektor energi," ujar dia, baru-baru ini.
Proyek infrastruktur meliputi pelabuhan, kereta api, dan jalan tol. Untuk proyek jalan tol, porsinya paling besar, yakni hingga 20%. Wika Beton memperoleh proyek jalan tol dari sang induk, yakni PT Wijaya Karya Tbk (WIKA). Namun di proyek jalan tol Trans Jawa, Wika Beton mengaku tidak terlibat.
Terkait kontrak dari sektor infrastruktur, Wika Beton mengandalkan kontrak-kontrak kecil. Sepanjang tahun lalu, perusahaan ini mengunci setidaknya 1.400 kontrak, lebih tinggi dibandingkan jumlah kontrak tahun sebelumnya sebanyak 1.200 kontrak.
Selain mengumpulkan kontrak-kontrak kecil, WTON terus berupaya meningkatkan kapasitas produksi dengan rata-rata menambahkan 400.000 ton. Dengan begitu, pada tahun ini kapasitas produksi Wika Beton mencapai 4 juta ton.
Dari sana, manajemen WTON optimistis kinerja keuangannya terus bertumbuh. Di sepanjang 2019, Wika Beton memproyeksikan bisa meraup kontrak senilai Rp 9 triliun. Adapun target penjualannya mencapai Rp 8 triliun, naik 16% dibandingkan tahun lalu sebesar Rp 6,9 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News