kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.894.000   23.000   1,23%
  • USD/IDR 16.420   5,00   0,03%
  • IDX 7.155   60,09   0,85%
  • KOMPAS100 1.043   12,73   1,24%
  • LQ45 814   11,27   1,40%
  • ISSI 224   1,22   0,55%
  • IDX30 425   5,47   1,30%
  • IDXHIDIV20 504   2,70   0,54%
  • IDX80 117   1,55   1,34%
  • IDXV30 119   0,38   0,32%
  • IDXQ30 139   1,55   1,13%

Proyek Masela molor 8,3% dari target bulan Juli 2020


Senin, 24 Agustus 2020 / 16:19 WIB
Proyek Masela molor 8,3% dari target bulan Juli 2020
ILUSTRASI. Inpex Corporation - perusahaan pertambangan minyak dan gas alias migas asal Jepang. Foto Dok Inpex Corporation


Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Realisasi pelaksanaan Proyek Gas Abadi Masela tercatat belum memenuhi target yang ditentukan untuk bulan Juli 2020 dimana tertinggal 8,3%.

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengungkapkan, proyek Masela ditargetkan dapat mencapai 10,5%. Kendati demikian, pelaksanaan di lapangan baru mencapai 2,2%.

"Kami  melaporkan bahwa saat ini sampai dengan Juli 2020 aktual adalah 2,2% dan ini memang dengan adanya covid, minyak yang rendah dan sebagainya terjadi keterlambatan dari target 10,5%, terlambat sekitar 8,3%," ungkap Dwi dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VII DPR RI, Senin (24/8).

Dwi melanjutkan, keterlambatan ini masih berpeluang untuk dikejar di sisa waktu yang ada. Ia merinci, saat ini sedang dilakukan pemasangan alat survey di lapangan, kemudian proses studi gas turbine driver dan liquefication licensor yang diklaim telah mencapai 80% serta integrated operation center assesment yang sudah rampung sepenuhnya.

Di saat bersamaan, Inpex Masela Ltd bersama SKK Migas kini tengah melangsungkan proses Front End Engineering Design (FEED) onshore LNG, Floating Production Storage and Offloading (FPSO), gas export pipeline dan Subsea Umbilicals Risers Flowlines (SURF). Jika keempat proses ini rampung maka akan dilanjutkan dengan pra kualifikasi penyiapan dokumen tender.

Baca Juga: Demi jaga investasi, SKK Migas merayu KKKS agar tetap melaksanakan rencana kerja

Proses lain yang tengah berlangsung yakni Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang masih menyisakan 40% wet survey atau survei musim penghujan. "Base data collection terealisasi 60% sedangkan collection data untuk wet season masih terkendala covid-19 mudah-mudahan nanti saat musim hujan ini bisa dilakukan survei," ungkap Dwi.

Jika AMDAL telah rampung, barulah proses pengadaan lahan dapat dilakukan. Dwi menjelaskan, sejauh ini Pemerintah Provinsi Maluku telah mengambil peranan aktif khususnya dalam penyiapan dan pengadaan lahan dimana pada 1 juni 2020 lalu Gubernur Maluku telah mengeluarkan Surat Keputusan pemanfaatan Pulau Nustual untuk lokasi kegiatan offloading Liqufied Natural Gas (LNG). 

Ia mengungkapkan proses geothecnical dan geofisika survei meliputi area offshore, onshore dan near-shore. Prosesnya saat ini memang masih terkendala pembatasan mobilisasi dan peralatan akibat pandemi covid-19. Namun, Dwi memastikan kontrak pelaksanaan survey telah diteken dengan Fugro Survey. "Seharusnya di Maret 2020 tapi tertunda. Tetapi sudah mulai bergerak mobilisasi kelompok," terang DWI. 

Sementara itu, VP Corporate Service Inpex Henry Bajarnahor menuturkan proses survei offshore merupakan kegiatan jangka panjang untuk melihat kondisi laut di sekitar lokasi proyek. "Kita sudah kasih sensor angin, gelombang, pengukurannya sudah setahun kemudian. Awalnya Agustus mau ambil data dan baterai tapi karena ada covid kita tunda," tutur Henry di kesempatan yang sama.

Henry melanjutkan, proses pengambilan data dan baterai diharapkan dapat kembali dilakukan pada September mendatang. Disisi lain, ia memastikan saat ini diskusi dengan SKK Migas dan Badan Pertanahan Nasional (BPN) jga masih dilakukan untuk pengadaan lahan. "Kami sedang diskusi untuk anggarkan kegiatan di 2021, sudah diskusi untuk persetujuan," jelas Henry

Baca Juga: Masih dalam kajian, SKK Migas: Belum tentu split Blok Masela berubah

Mencari pembeli gas 

Ditengah sejumlah upaya pelaksanaan proyek, Dwi menjelaskan pihaknya juga terus berupaya mencari pembeli gas potensial. Dari dalam negeri, sudah ada kesepakatan dengan PT Perusahaan Listrik Negara dan PT Pupuk Indonesia.

Sementara penawaran ke calon pembeli luar negeri juga terus dilakukan antara lain dengan China National Offshore Oil Corporation (CNOOC), CPC Taiwan, China Petrochemical Corp (Sinopec) dan Kyushu Electric. "Saat ini diskusi lanjutan dengan PLN dan Pupuk Indonesia, nanti yang sudah bisa di atas 60%. Targetnya adalah minimum 80% untuk bisa lanjut ke Final Investment Decision (FID)," jelas Dwi.

Adapun, pelaksanaan FID diharapkan dapat tetap bisa terlaksana di tahun ini. Di sisi lain, Dwi mengungkapkan penyiapan Sumber Daya Manusia juga terus dilakukan. 

"Peningkatan SDM dan kapabilitas nasional saat ini pembahasan persiapan penyiapan tenaga kerja lokal dengan pemda provinsi Maluku kita bicarakan kemudian Pemda Maluku juga sudah menyiapkan pusat pusat pelatihan di sana dengan kerjasama dengan beberapa berbagai pihak termasuk Universitas Pattimura," pungkas Dwi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×