kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Proyek Masela tercancam molor


Minggu, 07 Juni 2020 / 19:43 WIB
Proyek Masela tercancam molor
ILUSTRASI. Inpex Corporation - perusahaan pertambangan minyak dan gas alias migas asal Jepang. Foto Dok Inpex Corporation


Reporter: Filemon Agung | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memproyeksikan mundurnya proyek kilang jumbo gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) Blok Masela yang sedianya onstream pada 2027 mendatang.

Deputi Operasi SKK Migass, Julius Wiratno menuturkan, meskipun jangka wangtu proyek masih terhitung lama yakni 7 tahun mendatang, namun dalam diskusi terbaru ada indikasi proyek mengalami kemunduran.

"Ada tanda-tanda untuk bisa mundur beberapa bulan. Sedang kita jalankan berbagai rencana skenario proyeksi kalau mundur seperti apa nanti," terang Julius kepada Kontan.co.id, Minggu (7/6).

Ia menambahkan, perhitungan mundurnya proyek pun masih terlalu awal dan mungkin untuk dikejar dalam beberapa waktu ke depan.

Adapun, indikasi keterlambatan proyek terjadi akibat terkendalanya survey G&G yang terhambat akibat pandemi Covid-19. Hal ini membuat mobilisasi ke lapangan mengalami gangguan.

Selain itu, terkendalanya proses G&G diprediksi bakal mengganggu jadwal Front End Engineering Design (FEED).

Dalam catatan Kontan, perjalanan proyek kilang jumbo gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) Blok Masela di Kepulauan Tanimbar Provinsi Maluku masih panjang.

Selain terbentur soal lahan, Inpex Corporation dan Shell Indonesia selaku operator belum berhasil menemukan calon pembeli produk gas alam cair tersebut.

Baca Juga: Masela Masih Mencari Pembeli LNG

Asal tahu saja, sebelumnya Inpex Masela Ltd sudah melakukan MoU jual beli gas dari Proyek LNG Abadi, Masela itu PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) dan PT Pupuk Indonesia (Persero) pada Februari lalu.

Nota kesepahaman itu dimaksudkan untuk memulai pembahasan atas penjualan dan pembelian untuk mensuplai gas LNG ke pembangkit listrik tenaga gas yang dioperasikan oleh PLN dan gas alam sebesar 150 juta standard kaki kubik per hari (mmscfd) untuk kilang co-production yang akan dibangun PT Pupuk Indonesia.

SKK Migas menargetkan, proses pencarian buyer ini diharapkan dapat rampung di 2021 mendatang.

Julius pun memastikan proses pengadaan lahan dan pencarian buyer masih terus diupayakan hingga saat ini.

Di sisi lain, perihal mundurnya proyek dengan kapasitas produksi gas sebesar 10,5 juta Metrik Ton (MT) kini tengah dalam koordinasi antara SKK Migas dan Inpex Masela Ltd.

Selain itu, mundurnya proyek Masela juga diprediksi bakal membuat nilai investasi proyek tersebut mengalami penyesuaian.

"Kalau mundur ya mungkin bisa bergeser juga nilai investasi ke tahun atau waktu berikutnya," papar Julius.

Sekadar informasi, nilai investasi Proyek Masela mencapai US$ 20 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×