kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Proyek PLN menyumbang besar pendapatan industri kabel


Rabu, 08 Mei 2019 / 16:39 WIB
Proyek PLN menyumbang besar pendapatan industri kabel


Reporter: Agung Hidayat, Kenia Intan | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Permintaan kabel nasional masih didominasi oleh proyek Perusahaan Listrik Negara (PLN). Tak pelak produksi pabrikan kabel cenderung memenuhi kebutuhan tersebut.

Paling tidak, kata Noval Jamalullail, Ketua Umum Asosiasi Pabrik Kabel Listrik Indonesia (Apkabel) 50% kebutuhan dalam negeri diserap oleh proyek PLN. Benerapa pabrikan besar bahkan 60% produksinya untuk menyuplai demand tersebut.

Dari segi pertumbuhan industri sendiri, Apkabel memproyeksikan pertumbuha sekitar 20% di tahun ini. "Malah beberapa item kayak kabel tanam medium voltage bisa naik 50% tahun ini," kata Noval kepada Kontan.co.id, Rabu (8/5).

Kabel tanam medium voltage saat ini banyak dibutuhkan kota-kota besar untuk mensubtitusi kabel listrik yang menggantung dijalanan yang dinilai kurang estetik dan sudah waktunya diganti. Saat ini para produsen telah menikmati kontrak payung selama satu tahun dengan PLN.

Namun keberadaan kondisi ini bukan tanpa hambatan, besarnya nilai permintaan kabel PLN juga diiringi dengan resiko yang besar pula. "Misalnya fix price satu tahun, sementara pakai aluminium beli pakai dolar AS, walau transaksi lokal kalau fluktuasi naik itu beresiko bagi produsen. Lalu resiko kedua soal cashflow, kalau nyetok tapi belum diambil-ambil tentu menyulitkan (pabrikan)," urai Noval.

Sementara itu bagi PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk (SCCO) fokus memenuhi kebutuhan pasar negeri adalah hal yang utama. "Karena kami sadar di dalam negeri betul-betul melimpah ruah proyek. Buktinya kami bisa meningkat, punya omzet," terang Nicodemus M. Trisnadi, Direktur Keuangan SCCO.

Proyek tersebut apalagi kalau bukan program pemerintah membangun pembangkit listrik 35 ribu Mega Watt (MW) oleh PLN. Sepanjang kuartal-I 2019 penjualan bersih SCCO tumbuh 17% year on year (yoy) menjadi Rp 1,37 triliun, penjualan ke PLN sendiri menyumbang 11,7% atau sekitar Rp 161 miliar.

Melihat perkembangan proyek infrastruktur juga, SCCO bakal memperkuat lini produksi di kabel 150 kV. Saat ini utilitas penggunaan mesin produksi telah mencapai 70%-80%, dan masih dapat ditingkatkan menyesuaikan permintaan.

Hal yang sama juga dialami PT KMI Wire and Cable Tbk (KBLI), dimana menurut Sekretaris Perusahaan KBLI Made Yudana, menyatakan proyek PLN tersebut berdampak siginifikan terhadap penjualan, “Ke sektor pemerintah porsi penjualan naik menjadi 50% hingga 55% di tahun lalu,” katanya.

Adapun sepanjang kuartal-I 2019 penjualan KBLI tumbuh 16% menjadi Rp 1,02 triliun dimana pada periode yang sama tahun lalu hanya Rp 883 miliar. Sedangkan porsi penjualan ke PLN menggenggam 22% dari total revenue atau sekitar Rp 225 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×