kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.930   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.291   -23,37   -0,32%
  • KOMPAS100 1.117   -4,54   -0,41%
  • LQ45 885   -6,84   -0,77%
  • ISSI 224   0,62   0,28%
  • IDX30 454   -4,21   -0,92%
  • IDXHIDIV20 548   -5,48   -0,99%
  • IDX80 128   -0,56   -0,44%
  • IDXV30 137   -0,32   -0,23%
  • IDXQ30 151   -1,66   -1,09%

Proyek reklamasi Malaysia ingin menggaet WNI


Senin, 24 Juli 2017 / 22:18 WIB
Proyek reklamasi Malaysia ingin menggaet WNI


Sumber: Kompas.com | Editor: Sanny Cicilia

ISKANDAR. Menariknya pasar Asia Tenggara yang dimotori Singapura, Malaysia, dan Indonesia, membuat pengembang China, Country Garden Holdings Co Ltd, sampai harus mengepakkan sayap bisnis membangun properti skala jumbo di Iskandar, Johor, Malaysia.

Mereka menggandeng Esplanade Danga 88 Sdn Bhd dalam bendera Country Garden Pacificview Sdn Bhd, guna mengembangkan Forest City.

Ini merupakan proyek reklamasi 4 pulau seluas 20 kilometer persegi yang digadang-gadang sebagai terbesar di Malaysia, dan juga Asia.

Di dalamnya mencakup hunian menengah atas, properti komersial pusat belanja, resor, hotel, perkantoran, taman, destinasi rekreasi, dan lain-lain.

Tak tanggung-tanggung, untuk merealisasikan Forest City, dana investasi yang bakal ditanam selama 20 tahun ke depan senilai 100 miliar dollar AS atau ekuivalen dengan Rp 1.331 triliun.

"Forest City adalah model baru dari konsep kota hijau yang menekankan pada pengembangan ramah lingkungan, smart city, dengan lokasi yang demikian strategis karena bersebelahan dengan SIngapura," tutur Director Smart Urban Sustainability Strategy Department Forest City, Vincent Woon, Rabu (19/7).

Dengan kampanye harga lebih murah dari properti Singapura, konsep baru kota hijau, serta lokasi strategis, Forest City mampu meminang pembeli dari berbagai negara. 

Menurut Sales Director Forest City Tian Wei, pembeli proyek ini berasal dari 23 negara berbeda. Terbanyak, tentu saja dari China, disusul Malaysia, dan Singapura. 

Sayangnya, ketika ditanya KompasProperti berapa volume penjualan hingga semester I-2017, Tian Wei menolak mengungkapkan datanya.

"Yang jelas penjualan terus tumbuh," kata Tian.

Namun, dari data yang dikutip The Straitstimes, penjualan Forest City tahun 2016 lalu mencapai 11,54 miliar Ringgit, atau setara Rp 35,2 triliun.

Angka ini berasal dari setidaknya 8.000 unit atau 60% dari total penjualan seluruh proyek properti di Iskandar, Malaysia.

Bersaing dengan CBD

Untuk pembeli Indonesia sendiri, Sales Manager Forest City Indonesia Lee Zhi Wei, mengatakan cukup potensial. Ada beberapa konsumen yang bermotif investasi membeli unit-unit apartemen Forest City. 

"Harganya relatif kompetitif bila dibandingkan dengan harga apartemen di Central Business District (CBD) Jakarta, yakni sekitar Rp 40 juta hingga Rp 50 juta per meter persegi," ujar Lee.

Karena itu, lanjut Lee, tak mengherankan bila pembeli Indonesia terus mengalir. Hal ini bukan saja karena Country Garden Pacific View sudah membuka kantor pemasaran di Jakarta pada 17 Desember 2016 lalu, melainkan karena prospek investasinya pada masa yang akan datang.

"Pertumbuhan harga sudah mencapai 10%," sebut Lee.

Untuk tipe terkecil ukuran 59 meter persegi, saat ini hargaya menembus angka Rp 2,1 miliar, sementara ukuran 72 meter persegi sekitar Rp 3,5 miliar dan terluas berdimensi 172 meter persegi sekitar Rp 7,7 miliar.

Rencananya, seluruh pengembangan Forest City rampung pada 2035 mendatang. (Hilda B. Alexander)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×