Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk, Tantyo Prasetya | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Setelah beberapa perusahaan mengembangkan proyek properti terintegrasi dengan sarana transportasi masal atau transit oriented development (TOD), giliran Perum Perumnas tertarik menggarap proyek sejenis.
Bila tidak ada halangan, perusahaan pelat merah ini akan menggarap proyek TOD yang terintegrasi dengan kereta komuter pada 18 April 2017 nanti. Tidak tanggung-tanggung, Perumnas langsung menggarap tiga proyek hunian vertikal yang ada di areal kereta komuter, yakni di stasiun Pondok Cina, Tanjung Barat dan Palmerah, Jakarta.
Proyek ini mengusung konsep rumah susun sederhana milik (rusunami). Perumnas bermitra dengan PT Kereta Api Indonesia sebagai pemilik lahan. "Prioritas untuk masyarakat bawah (MBR)," ucap Muhammad Nawir, Direktur Pemasaran Perum Perumnas ke KONTAN, Selasa (4/4).
Perusahaan ini menargetkan proyek hunian jangkung tersebut sudah bisa terhuni pada 2019 nanti. Untuk menggarap proyek ini, Perumnas akan mengeluarkan dana hingga Rp 1,5 triliun, yang berasal dari penyertaan modal negara atau PMN.
Untuk proyek rusunami di Pondok Cina, Perumnas bakal membangun sebanyak empat menara di atas lahan 1,5 hektare. Total kapasitas ada 2.000 unit dengan kisaran harga Rp 8,5 juta per meter persegi (m²). Di Tanjung Barat terdiri dua menara dengan total kapasitas 1.100 unit. Harganya sekitar Rp 9,2 juta per m².
Jika dihitung, tiap unit di kawasan Pondok Cina untuk tipe studio sekitar Rp 178,5 juta per unit sedangkan di Tanjung Barat Rp 193,2 juta per unit.
Sedangkan PT Adhi Karya Tbk (ADHI) tengah menggarap enam proyek properti berkonsep TOD yang ada di beberapa wilayah, seperti Bekasi, Bogor, Cikokol dan Ciracas. Total luas proyek tersebut mencapai 50 hektare dengan total investasi sekitar Rp 12 triliun.
Menurut Ki Syahgolang Permata, Sekretaris Perusahaan Adhi Karya, di setiap kawasan tersebut pihaknya akan membangun apartemen sebanyak 1.000 unit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News