Reporter: Azis Husaini, Diemas Kresna Duta | Editor: Azis Husaini
JAKARTA. PT INTI (Persero) pada tahun pertama akan melakukan pengadaan alat Radio Frequency Identification (RFID) sebanyak 100 juta unit yang nantinya bakal dipasang di kendaraan dan juga Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Seperti diketahui, INTI adalah pemenang tender RFID. Saat itu INTI memberi penawaran Rp 18 per liter sampai monitoring dan Rp 20,74 per liter sampai pengendalian Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi.
Direktur Utama INTI Tikno Sutisna membenarkan, pihaknya sudah mendapatkan surat resmi dari Pertamina atas kemenangan tender RFID dan sekaligus INTI juga sudah menyatakan sanggup memenuhi pengadaan alat tersebut.
"Untuk tahun ini, kami membeli alatnya (software dan hardware) itu dari luar negeri, negaranya tidak bisa saya sebutkan. Kalau kami sebutkan nanti perusahaan lain tahu," ungkap dia kepada KONTAN, Minggu (7/4).
Dia hanya mengatakan, untuk pengadaan 100 juta alat tersebut, pihaknya akan segera memesan ke sebuah produsen besar di luar negeri mengingat pada Juli nanti alat tersebut harus sudah terpasang.
"Untuk pembelian alat itu uangnya berasal dari kas internal perusahaan dan dari pinjaman perbankan. Kami tidak bisa memberitahu keuntungan yang kami peroleh dari pengadaaan RFID itu," imbuh dia.
Seperti diketahui, dari penawaran tender RFID tersebut, maka setiap bulan INTI akan mendapatkan fee sebesar Rp 828 miliar per tahun atau Rp 4,14 triliun dalam lima tahun masa kontrak sesuai ketentuan tender RFID.
Tikno menjelaskan, cara bekerja alat tersebut sangat mudah. Nantinya, setiap SPBU akan dipasangkan software yang mendata nomor kendaraan mobil atau motor saat pengendara tersebut membeli BBM subsidi. Kemudian mobil dan motor itu juga akan dipasangkan alat RFID.
"Jika pengendara berusaha ingin mencopot alat yang dipasang itu, maka data yang sudah tercatat di SPBU yang terkoneksi ke seluruh SPBU di Indonesia secara otomatis akan menghilangkan data pengendara itu, sehingga pengendara itu tidak boleh lagi membeli BBM subsidi di SPBU manapun," kata dia.
Selanjutnya, untuk tahap pengendalian, Tikno menyampaikan, dengan alat tersebut juga akan ada penjatahan pembelian BBM subsidi setiap bulan, jika jatah dalam sebulan sudah habis, maka pengendara harus membeli BBM non subsidi.
Sementara itu, Vice President Corporate Communication Pertamina, Ali Mundakir mengatakan, untuk tahap awal akan dipasang 1.162 SPBU di wilayah Jabodetabek dan si seluruh kendaraan di Kementerian BUMN dan BUMD.
Saat ini, kata Ali, pihaknya masih menunggu aturan dari pemerintah soal pemasangan RFID di kendaraan pribadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News