kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45932,69   4,34   0.47%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PT INTI fokus garap tiga portofolio bisnis pada 2018


Minggu, 04 Februari 2018 / 18:18 WIB
PT INTI fokus garap tiga portofolio bisnis pada 2018


Reporter: Klaudia Molasiarani | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI) pada tahun ini akan fokus menggarap tiga portofolio bisnis, yaitu smart devices, smart application, dan smart integrator. Rencananya, perusahaan infrastruktur telekomunikasi ini bakal melakukan revitalisasi fasilitas produksi pabrik.

Tahun ini, perusahaan infrastruktur telekomunikasi pelat merah ini akan menggelontorkan belanja modal atau capital expenditure hingga Rp 54,6 miliar untuk investasi fasilitas produksi.

Sekretaris Perusahaan PT INTI Endang Yuliawaty mengatakan, tiga portofolio tersebut dijalankan dengan target pasar dari sektor operator, enterprise, government, dan defense. Tahun ini, PT INTI berencana merevitalisasi fasilitas produksi seluas 8 hektare yang berlokasi tidak jauh dari kantor pusat perseroan, yakni di Dayeuhkolot, Bandung.

"Rencananya fasilitas produksi yang targetnya diresmikan pada akhir tahun 2018 akan difungsikan menjadi tempat produksi lampu LED dan banyak produk lainnya," ungkap Endang saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (2/2).

Sebagai gambaran, saat ini fasilitas produksi tersebut digunakan untuk memproduksi kabel dan aksesoris fiber optik. Endang menjelaskan, tempat tersebut dulunya menjadi pusat produksi Sentral Telepon Digital Indonesia (STDI) pertama dengan teknologi produksi Trough Hole Technology (THT). Pabrik yang dibangun pada tahun 1984 itu berkapasitas produksi mencapai 150.000 satuan sambungan telepon (SST) dan produksi pertamanya sebesar 10.000 SST diluncurkan pada 1985.

Endang bilang, ke depan, pabrik tersebut juga akan dilengkapi dengan teknologi produksi Surface Mounting Technology (SMT). Menurutnya, produk STDI berkontribusi sangat signifikan bagi pertumbuhan penjualan dan laba PT INTI.

"Walaupun pada tahun 1990, pemerintah membuka persaingan dengan mengizinkan dua pemasok sentral digital lainnya, yaitu AT&T dan NEC, namun sampai dengan tahun 1998, INTI masih tetap menjadi market leader dalam pangsa pasar infrastruktur telekomunikasi, yaitu sebesar 60% dari total pasar nasional," ungkapnya.

Dengan memanfaatkan fasilitas pabrik tersebut, lanjut Endang, ruang lingkup produk INTI nantinya bakal dilengkapi oleh Pulse Code Modulation (PCM), Private Automatic Branch Exchange (PABX), dan pesawat telepon meja INTI 111, yang semuanya merupakan produk lisensi dari Siemens AG.

Untuk melakukan investasi fasilitas produksi, Endang menyebut, pihaknya mengalokasikan anggaran belanja modal Rp 54,6 miliar pada tahun ini. Tak hanya itu, perusahaan juga mengalokasikan capex senilai Rp 5,4 miliar untuk pengembangan produk. Dengan begitu, total alokasi capex PT INTI pada tahun ini mencapai Rp 60 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×