kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

PT JM yakin monorel tak bernasib seperti di Sydney


Kamis, 26 Juni 2014 / 14:26 WIB
PT JM yakin monorel tak bernasib seperti di Sydney
ILUSTRASI. Minat perbankan untuk menerbitkan obligasi masih cukup tinggi di tahun ini.?(KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Direktur Utama PT Jakarta Monorail (JM) Jhon Aryananda yakin layanan monorel Jakarta tidak akan bernasib sama dengan layanan monorel di Sydney, Australia, dan Kuala Lumpur, Malaysia.

Menurut dia, monorel Jakarta dapat mempelajari kesalahan layanan monorel di dua kota tersebut agar tidak mengulangi kesalahan yang sama.

"Di Sydney keretanya cuma bisa mengangkut 60 orang. Di Kuala Lumpur monorelnya tidak terintegrasi dengan public transport yang lain. Kita jangan ulangi kesalahan mereka. Apakah monorel Jakarta akan jalan? Yes. Asal diintegrasikan dengan public transport lainnya," kata Jhon dalam acara diskusi publik "Jakarta Monorail, Jadi Enggak Sih", di Jakarta, Rabu (25/6).

Jhon menambahkan, Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono pernah mengatakan bahwa akan ada 53 juta perjalanan dengan kendaraan yang terjadi di wilayah Jakarta dan sekitarnya selama 2014. Jumlah tersebut diprediksi akan terus meningkat setiap tahunnya.

Layanan monorel di Jakarta diprediksi akan mulai beroperasi pada 2018. "Masa kita untuk menjaring 200.000 orang per hari saja tidak bisa?" ujar Jhon.

Seperti diberitakan, pakar transportasi Danang Parikesit pernah mengatakan, ia meragukan monorel di Jakarta bakal sukses. Ia beralasan, monorel Jakarta memiliki rute inner cycle atau berputar di dalam kota.

Rute itu, dinilai Danang, tak mengakomodasi para penumpang yang selama ini bergerak (komuter) dari wilayah permukiman ke wilayah bisnis. "Bisa dibilang, monorel PT JM ini monorel mall to mall, bukan monorel yang komuter, dari rumah ke tujuan, tentu ini risiko bisnis besar," ujarnya.

Kekhawatiran monorel tidak mampu menyerap penumpang sehingga berpotensi rugi semacam itu, kata Danang, telah terjadi di dua kota di Australia dan Malaysia, yakni Sydney dan Kuala lumpur.

Di dua kota itu, jumlah penumpang monorel tak sesuai dengan prediksi lantaran rutenya yang hanya berputar-putar seperti kereta wisata. Akibatnya, pelaksana monorel di kedua kota ini mengalami kebangkrutan. (Alsadad Rudi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×