kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

PT JM enggan gunakan tiang-tiang monorel lama


Kamis, 26 Juni 2014 / 10:01 WIB
PT JM enggan gunakan tiang-tiang monorel lama
ILUSTRASI. OPINI - Posman Sibuea, Guru Besar Tetap Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Unika Santo Thomas Sumatera Utara.dok.pribadi


Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. PT Jakarta Monorail (JM) memutuskan tidak akan menggunakan tiang-tiang monorel yang saat ini berdiri di sepanjang kawasan Senayan dan Kuningan jika proyek monorel Jakarta jadi dilanjutkan.

Menurut PT JM, tiang-tiang yang dibangun PT Adhi Karya itu sudah tidak sesuai dengan rancangan model stasiun yang ada saat ini.

"Untuk tiang-tiang yang ada sekarang, semua akan dibongkar. Tidak cocok dengan pembangunan yang sekarang. Jadi, tidak akan kita gunakan," kata Direktur Utama PT JM Jhon Aryananda saat acara diskusi Jakarta Monorail, Jadi Enggak Sih, di Jakarta, Rabu (25/7).

Menurut Jhon, ketidakcocokan tiang dengan rancangan model stasiun karena PT JM berencana membangun stasiun monorel yang akan terdiri atas tiga lantai. Satu lantai difungsikan sebagai peron dan dua lantai lagi untuk area komersial. Karena itu, mereka membutuhkan struktur tiang yang lebih kokoh dibandingkan dengan yang saat ini.

Meskipun demikian, Jhon mengakui bahwa sampai sejauh ini pihaknya belum melunasi tiang-tiang yang statusnya masih dimiliki oleh investor lama PT JM, yakni PT Adhi Karya. "Belum dibayar karena kita masuk ke ranah hukum yang betul-betul membingungkan," ujarnya.

Saat ini, PT JM berada di bawah kepemilikan Ortus Holdings. Sampai saat ini, Ortus dan Adhi masih terlibat dalam konflik harga tiang.

Adhi meminta Ortus melunasi pembayaran tiang yang harganya mencapai Rp 193 miliar, sementara Ortus mengklaim biaya yang harus mereka bayarkan hanya Rp 130 miliar. (Alsadad Rudi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×