Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen dan eksportir timah pelat merah, PT Timah Tbk (TINS) bersiap menjalankan dua program strategis yang akan dijalankan pada tahun ini di tengah masalah yang melanda TINS.
Pasalnya, TINS mencatatkan penurunan kinerja yang signifikan pada tahun 2023. Produksi bijih timah turun 26% menjadi 14.855 ton dari tahun sebelumnya 20.079 ton. TINS membukukan rugi bersih sebesar Rp 449,69 miliar, turun dari laba tahun sebelumnya sebesar Rp 1,04 triliun.
Direktur Utama TINS Ahmad Dani Virsal mengatakan, TINS berencana menjalankan dua program strategis di antaranya hilirisasi produk dan pemanfaatan logam tanah yang merupakan mineral ikutan dari penambangan timah.
Baca Juga: PT Timah (TINS) Ungkap Penyebab Penurunan Produksi Bijih Timah 26% di 2023
"Kami sudah membuat satu lagi produk hilirisasi dari timah berupa solder powder," kata Dani dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR, Selasa (2/4).
Ia menjelaskan, hilirisasi produk timah tersebut dilakukan melalui anak usaha yakni PT Timah Industri di Cilegon yang sebelumnya menghasilkan produk hilir timah seperti tin chemical dan tin solder. Upaya peningkatan kinerja TINS dengan melakukan pengembangan produk tin chemical dan tin solder.
Selain pengembangan produk hilirisasi logam timah tersebut, TINS akan melakukan optimalisasi mineral ikutan timah. Pemanfaatan tersebut sebagai upaya menambah sumber pendapatan di luar bisnis utama.
Dani menuturkan, saat ini TINS memiliki stok mineral ikutan timah yang diperoleh dari proses penambangan timah yang akan diolah kembali memenuhi spesifikasi minimum penjualan mineral zircon.
"Kami juga memanfaatkan mineral ikutan zirccon di kegiatan penambahan timah yang juga akan kami moniteze sebesar lebih kurang 944 ton pada tahun ini," ujar Dani.
Selain dua program strategis tersebut, TINS juga akan melakukan beberapa rencana selama tahun ini. Sekretaris Perusahaan TINS Abdullah Umar Baswedan menerangkan, ada dua hal yang akan didorong perusahaan pada tahun ini.
TINS akan berfokus pada operasi produksi dan menerapkan upaya efisiensi dalam setiap rantai bisnis. TINS berencana menambah lokasi tambang baru pada 2024. TINS juga akan mengamankan aktivitas penambangan ilegal di wilayah IUP TINS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News