kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PTBA sebut penilaian PROPER mendukung kinerja, terutama efisiensi energi


Selasa, 11 Mei 2021 / 10:52 WIB
PTBA sebut penilaian PROPER mendukung kinerja, terutama efisiensi energi
ILUSTRASI. Pertambangan batubara Bukit Asam (PTBA)


Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menyebut partisipasi dalam penilaian Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan (PROPER) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan selama ini pendorong peningkatan kinerja dan pengawal komitmen perusahaan terhadap lingkungan.

Dadar Wismoko, General Manager Unit Pelabuhan Tarahan Bukit Asam mengatakan, bahwa PTBA sudah benar-benar menaruh fokus pada masalah lingkungan dengan terus berusaha melakukan efisiensi energi. 

“Selain itu ada total penghematan biaya PTBA kurang lebih Rp2,25 triliun dari inovasi aspek pemanfaatan sumber daya alam untuk kurun waktu 2013 – 2020,” kata Dadarsaat webinar SUKSE2S (Solusi Kebersamaan E2S) bertema Understanding The Minister of Environment and Forestry Regulation No 1/2021 : Pursuing Gold PROPER in The Midst of COVID-19 yang digelar E2S, Kamis (6/5).

Iwan Jatmika, Vice President HSSE Performance and Post Event Management Pertamina, mengatakan PROPER sejalan dengan Rencana Jangka Panjang (RJPP) Pertamina dalam strategi keberlanjutan. “Pertamina berkomitmen untuk menjaga keseimbangan antara kinerja ekonomi, kelestarian alam, lingkungan dan masyarakat untuk mencapai pertumbuhan bisnis berkelanjutan,” ujar dia.

Menurut Karliansyah, Direktur Jenderal PPKL Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) periode 2015-2021, perusahaan harus menyadari bahwa mereka beroperasi dalam satu tatanan lingkungan masyarakat.

“Kegiatan sosial berfungsi sebagai kompensasi atau upaya imbal-balik atas penguasaan sumber daya alam atau sumber daya ekonomi oleh perusahaan yang kadang bersifat ekspansif dan eksploratif, di samping sebagai kompensasi sosial karena timbul ketidaknyamanan (discomford) pada masyarakat,” kata Karliansyah.

Menurut dia, kalangan bisnis dan masyarakat sebaiknya memiliki hubungan yang bersifat simbiosis mutualisme. Untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat, setidaknya izin untuk melakukan operasi yang sifatnya kultural. 

“Wajar bila perusahaan juga dituntut untuk memberikan kontribusi positif kepada masyarakat, sehingga bisa tercipta harmonisasi hubungan bahkan peningkatan citra dan performa perusahaan,” kata Karliansyah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×