Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) berhasil mencatatkan kinerja operasional yang positif sepanjang 2019 lalu. Kala itu, PTBA mampu memproduksi 29,19 juta ton batubara atau tumbuh 20% (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya.
Sekretaris Perusahaan PTBA Hadis Surya Palapa mengatakan, hasil tersebut melebihi target awal produksi batubara PTBA di tahun lalu yakni sebesar 28,5 juta ton.
Baca Juga: Prospek Batubara Masih Suram, Ini Rekomendasi untuk Saham PTBA, ITMG, ADRO, dan INDY
Salah satu faktor di balik kesuksesan produksi batubara PTBA adalah terjaganya permintaan di pasar kendati ada ketidakpastian harga komoditas tersebut. Hal ini memacu PTBA untuk terus meningkatkan kemampuan produksinya. “Produksi juga tumbuh karena adanya peningkatan dari pasar terkait produk batubara berkalori tinggi di tahun lalu,” ujar Hadis, Selasa (18/2).
PTBA memang dikenal sebagai salah satu produsen batubara berkalori tinggi. Berdasarkan berita sebelumnya, beberapa produk batubara perusahaan ini memiliki kandungan kalori berkisar 6.100 kcal/kg-6.700 kcal/kg.
PTBA dipastikan akan terus produktif pada tahun ini. Emiten pelat merah tersebut membidik produksi batubara sebesar 30 juta ton sepanjang tahun ini. Untuk itu, perusahaan akan berupaya memaksimalkan kemampuan operasional peralatan tambangnya agar target produksi batubara bisa tercapai.
Baca Juga: Royalti 0% dan harga patokan, pemerintah gelar karpet merah bagi hilirisasi batubara
Di samping itu, Hadis bilang, pihaknya juga berupaya memastikan batubara yang diproduksi bisa terserap secara maksimal di pasar, khususnya di pasar domestik.
Karenanya, PTBA berupaya meningkatkan porsi penjualan batubara domestik hingga mencapai 65% dari total penjualan perusahaan “Kami juga melakukan perluasan pasar ke konsumen end user,” tambah dia.
Sejauh ini PTBA memang banyak menjual produk batubaranya ke pasar domestik. Jika dilihat dari laporan keuangan kuartal III-2019, dari total pendapatan PTBA sebesar Rp 16,25 triliun, sebanyak Rp 9,88 triliun di antaranya berasal dari penjualan batubara di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News