kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.306.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PTPN III Bakal Bangun Pabrik FAME di KEK Sei Mangkei, Estimasi Produksi Januari 2025


Kamis, 07 September 2023 / 20:41 WIB
PTPN III Bakal Bangun Pabrik FAME di KEK Sei Mangkei, Estimasi Produksi Januari 2025
ILUSTRASI. PTPN III bakal bangun pabrik FAME di KEK Sei Mangkei, estimasi produksi paling cepat Januari 2025. ANTARA FOTO/Septianda Perdana/hp.


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) bakal membangun pabrik Fatty Acid Methyl Ester (FAME) di Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei, Sumatra Utara.

VP Business Development and Downstream Strategy PTPN III, Leonardo Alexander Renatus Pane, mengungkapkan bahwa ground breaking pabrik tersebut direncanakan berlangsung pada Oktober 2023 mendatang dengan estimasi produksi paling cepat di Januari 2025.

“Sekarang lagi proses tendering kontraktor EPC (Engineering, Procurement, dan Construction),” ungkapnya kepada wartawan saat ditemui di Park Hyatt, Kamis (7/9).

Sebelumnya, rencana membangun pabrik FAME telah masuk dalam daftar usulan program hilirisasi PTPN III yang telah disahkan melalui Permenko Perekonomian nomor 9 tahun 2022.  Selain pabrik FAME, beberapa program hilirisasi lain yang diusulkan di antaranya pembangunan pabrik minyak goreng kapasitas 2.500 ton CPO per hari di KEK Sei Mangkei, serta pengembangan bioCNG plant di PKS PTPN Group.

Baca Juga: Ini Strategi PTPN III Mengelola Kemitraan dengan Penyedia Barang dan Jasa

Catatan saja, di rantai hulu, PTPN III telah menghasilkan CPO dengan tingkat produksi tahunan di atas 2 juta ton dalam beberapa tahun terakhir. Laporan Tahunan perusahaan menunjukkan, PTPN III membukukan produksi 2,67 juta ton CPO di tahun 2021. Jumlah tersebut kemudian naik menjadi 2,71 juta ton di tahun 2022.

Menurut rencana, pabrik FAME yang hendak dibangun bakal memiliki kapasitas produksi 450.000 ton per tahun. Sejalan dengan visi pemerintah, output produksinya bakal diprioritaskan untuk domestik.

“Kalau mandatory 50% mesti lokal, sisanya bisa diekspor,” tutur Leonardo. “Ada (mandatory soal  ini), itu nanti diatur sama Kementerian ESDM,” imbuhnya lagi.

Sedikit informasi, saat ini pemerintah tengah mendorong peningkatan penyediaan energi bersih secara berkelanjutan seraya mengurangi impor solar. Visi ini telah membuahkan kebijakan pencampuran Bahan Bakar Nabati Jenis Biodiesel ke dalam Bahan Bakar Minyak Jenis Solar ditingkatkan menjadi 35% atau B35. 

Baca Juga: PTPN III Berpartisipasi Mendorong Perkembangan Olahraga Nasional

Arahan tersebut disampaikan oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, dalam Rapat Kabinet Paripurna tanggal 6 Desember 2022. Ini melanjutkan program pemanfaatan Biodiesel sebagai campuran bahan bakar minyak sebesar 30% yang telah dijalankan sebelumnya.

Kontan.co.id mencatat, program B35 mulai berjalan penuh sejak 1 Agustus 2023. Direktur Bioenergi Kementerian ESDM, Edi Wibowo menyampaikan, target penyaluran B35 di tahun ini lebih dari 13,15 juta kiloliter (kL), yang akan menghemat devisa sekitar US$ 10,75 miliar atau setara Rp 161 triliun. 

“Program B35 ini diproyeksi akan menyerap tenaga kerja sekitar 1.653.974 orang serta pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sekitar 34,9 juta ton CO2,” ujar Edi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×